Konten Medsos Berpotensi Menggoda Agar Kita Tidak Jujur

SEMAKIN meningkatnya perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik sosial, budaya dan etika.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial.

Menurut Lalu Mukti Dwinata, S.Kom, Analisis Mutu Pendidikan Lombok Barat dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa 14 September 2021, etika digital amat dibutuhkan sebagai rambu-rambu di era digital seperti sekarang ini.

“Lingkup etika digital adalah  kesadaran kebajikan,  integritas, kejujuran dan tanggung jawab. Media sosial bisa saja berpotensi untuk menjadi media yang manipulatif makanya dibutuhkan kejujuran,” ujar Lalu Mukti salam webinar yang dipandu oleh Claudia Lengkey ini.

Ia juga mengatakan bahwa konten sangat besar menggoda penggunanya untuk berlaku tidak jujur. Ada aturan yang harus kita indahkan misalnya membuat jurnal tidak mencantumkan sumbernya atau mengambil potongan dari kutipan tanpa menuliskan dari mana narasumbernya.

“Kita harus berani bertanggung jawab atas segala tindakan yang kita lakukan dan dalam literasi digital, kita harus memiliki kompetensi,” imbuhnya.

Dalam beretika di ruang digital ada beberapa konsep yang bisa dipakai yaitu akses, pemahaman, seleksi, distribusi produksi, analisis, verifikasi, evaluasi, partisipasi dan kolaborasi. Kita harus mampu mengakses informasi yang benar dan harus memahami informasi yang kita sudah seleksi sebelum, didistribusikan.

pixabay

“Kita melakukan seleksi pada apa yang kita ambil dari internet konten-konten yang kita ambil dan tidak boleh mengambil begitu saja dan kita juga harus melalui melakukan check and recheck dulu sebelum didistribusikan nya,” jelasnya.

Selanjutnya produksi adalah bagaimana kita melakukan membuat konten-konten yang sesuai dengan fakta Jangan sampai kita membuat hoax dengan sampai kita menjadi agen hoax. Penting juga untuk melakukan verifikasi, bagaimana kita melakukan kompetensi untuk verifikasi konten yang kita unduh.

Penting juga melakukan verifikasi konfirmasi silang terhadap unggahan atau konten sebuah website dan  harus diverifikasi silang dengan website website yang lain, jangan satu website. Pilih juga website yang memang benar-benar bisa dibilang website resmi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Evaluasi juga penting untuk mempertimbangkan risik nya sebelum mengunduh, juga kemudian partisipasi kompetensi untuk berperan aktif dalam berbagai informasi melalui medsos ataupun media daring lainnya.

Selain Lalu Mukti juga hadir pembicara lain yaitu Anggie Ariningsih, CEO Fintech P2P Lending, M.Randy Mandala, IR RS Anggrek Mas, dan Denny Abal sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.