Ini Tips Agar Lebih Aman Pakai Paylater

pixabay by kreatikar

KEMAJUAN teknologi mengubah banyak hal dalam hidup. Salah satunya dalam hal pembayaran.

Jika beberapa tahun sebelumnya pembayaran dan transaksi hanya bisa dilakukan dengan uang tunai,kini mulai banyak pilihan alternatif lainnya. Salah satunya ialah paylater.

Fitur paylater ini banyak ditawarkan oleh berbagai platform dan ecommerce. Tujuan dari penggunaan paylater ialah untuk memudahkan pembeli ketika bertrasksi.

Tapi, ada juga yang menganggap bahwa paylater tidak berbeda dengan fitur yang ditawarkan oleh kartu kredit. Lantas bagaimana sebenarnya faktanya.

“Pengajuan PayLater lebih mudah menggunakan soft file via online saja sementara cc dibutuhkan dokumen fisik secara offline,” ujar SOcial media SPecialist, Writer, dan Content Creator, Yulia Dian Candra Kusuma dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Ambon, Maluku, Jumat, (19/11/2021).

Yulia dian menjelaskan payLater memberikan limit yang ditentukan aplikasi penyedia, sedangkan CC disesuaikan pendapatan. Kemudian, bunga CC lebih rendah yaitu 2.75-3 persen per bulan. PayLater mulai 2,9-4 persen per bulan.

“Bunga CC lebih rendah yaitu 2.75-3% per bulan. PayLater mulai 2,9-4% per bulan. PayLater memberi tenor dari 3 – 12 bulan. Sedangkan CC tidak terbatas kecuali pelanggan mengajukan cicilan,” ujar dia.

Meski demikian, dari segi keamanan baik paylater dan kartu kredit diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kemudian, paylater menggunakan One Time Password untuk fitur keamanan sedangkan kartu kredit membutuhkan PIN.

Marketplace Horizontal Berbeda dengan Marketplace Vertikal

Lebih lanjut, ia juga menyarankan untuk bisa lebih bijak dan aman menggunakan fitur paylater. Pertama yakni dengan daftar hanya di aplikasi terpercaya, jaga data pribadi. Kemudian juga jaga One Time Password (OTP).

“Nilai pinjaman harus sesuai kemampuan. Perhatikan juga Detail kontrak perjanjian, seperti suku bunga, denda dan biaya lain-lain dalam transaksi. Jangan tergiur promo atau bonus. Tepat waktu agar hutang tak terus bertambah, dan terkahir tentu saja harus dilunasi” ujar dia.

Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya, yakni Cenuk Widiyastrisna Sayekti, Peneliti dan Dosen, Inda Ulfa Masyur, Ketua PKC PMI Maluku, dan Sondang Pratama sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.