
BANYAKNYA jumlah pengguna internet nyatanya mempengaruhi kesehatan individu dalam berinternet. Di era digital, kesehatan internet ialah hal-hal positif dan manfaatnya yang bisa dimaksimalkan bukan sebaliknya.
Saat ini, sadar atau tidak internet sudah melekat dan menjadi kebutuhan setiap individu. Hal ini karena banyak hal yang bisa dilakukan di internet seperti belajar, bekerja, belanja, hiburan, dan memaksimalkan hobi. Terlebih di masa pandemi yang memaksa setiap individu untuk di rumah dan memanfaatkan segala aktivitas di internet daripada aktivitas konvensional seperti sebelumnya.
“Tanpa disadari banyak dari kita yang sudah kecanduan internet. Mulai dari bangun tidur buka internet. Begitu pun saat makan, sebelum tidur, bahkan saat kumpul keluarga. Harus kita sadari bahwa ini adalah hal yang tidak sehat dalam penggunaan internet di kehidupan kita,” tutur Gebryn Benjamin, Lead Creative & Marketing Strategy, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Ambon, Maluku, Rabu (22/9/2021).
Data dari APJII, alasan orang menggunakan internet untuk mengakses media sosial, berkomunikasi, bermain game online, layanan publik, belanja online, hiburan, serta mendapatkan informasi atau berita. Pengguna media sosial Indonesia pun sangat banyak, sebesar 170 juta jiwa. Selama pandemi berlangsung, waktu mengakses internet masyarakat Indonesia pun meningkat, kurang lebih selama 9 jam.
Seperti dampak positif, dampak negatif internet juga banyak. Misalnya dari konten pornografi, judi online, game, dan kecanduan hutang untuk belanja. Di samping itu, bisa juga terkena berbagai kejahatan, seperti penipuan, phising, radikalisme, bahkan hacking.
“Faktor kita bisa menerima dampak negatif internet karena kesadaran diri yang rendah. Makanya, baik anak-anak maupun orang tua perlu memiliki self awareness yang tinggi. Selain itu literasi digital yang kurang,” jelas Gebryn.
Hati-Hati Memposting Foto atau Video di Medsos Jika Ada Orang Lain di Dalamnya
Menurutnya, selama pengguna internet memiliki kesadaran tinggi, literasi digital yang baik, dan lingkungan sekitar positif hal tersebut akan membentuk kebiasaan internet sehat.
Akan tetapi, bagi yang tidak memiliki faktor pendukung yang baik, tips yang bisa diterapkan ialah memperbanyak literasi digital, selalu cek informasi apapun, memasang software pengaman, mengelola prioritas akses internet, dan mengurangi durasi online secara perlahan.
Hal terpenting, selalu waspada dan memiliki kesadaran diri di internet. Untuk itu, kita perlu memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi diri sendiri, kemudian meluas ke lingkungan sekitar. Gunakan internet dengan memperbanyak konten positif di dalamnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Ambon, Maluku, Rabu (22/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Nannette Jacobus (Branding Strategist), Arman Kalean (Akademisi IAIN), dan Dhan Geisha (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (KANALBALI/RLS)
Be the first to comment