
BADUNG, kanalbali.id – Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, event tahunan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-9 ini adalah event besar di Indonesia yang mempertemukan sellers dan buyers di Bali.
“Ini betul-betul suatu event besar untuk mice di Indonesia dan dunia kita berharap BBTF ini besar untuk Indonesia. Jadi kalau ada seller dan buyers, ketemu di sini paling pas di BBTF di Indonesia,” kata Pemayun, usai menghadiri BBTF di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (15/6).
Merasa Jadi Korban Pencemaran Nama Baik, DPW PKB Bali Laporkan Mantan Sekjen ke Polda Bali
Sementara, di tempat yang sama Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini mengatakan, bahwa Bali selama ini sudah sangat terkenal dengan pariwisatanya. Namun, yang belum digarap dengan maksimal adalah pariwisata kesehatan. Padahal, pariwisata kesehatan ini memiliki potensi yang sangat besar.
BACA JUGA: Ada Ganjar di Lapangan Renon, Ribuan Relawan pun Turut Menyambut
“Jadi di Bali sudah terkenal dengan yoga, meditasi dan pariwisata spiritual seperti melukat yakni penyucian. Tidak hanya fisik tapi dari pikiran juga. Itu yang kalau bisa kita gabungkan dan tawarkan,” ujarnya.
Sehingga dengan adanya penggabungan konsep tersebut, Yustikarini mengaku Bali akan memiliki perbedaan dengan negara lainnya, bahkan diyakini bisa merebut pasar yang sudah dipegang oleh sejumlah negara seperti Thailand, Amerika, Jepang dan lainnya. Dengan adanya konsep itu, diharapkan bisa mengajak orang asing atau minimal orang Indonesia, alih-alih merawat keluar negeri, mendingan datang ke Bali.
“Minimal kita dalam negeri dulu. Masyarakat yang hendak ke luar negri mendingan datang ke Bali,” harapnya
Ia juga menyingung dengan adanya masyarakat Indonesia pada umumnya melakukan perjalanan wisata kesehatan ke luar negeri, menyebabkan adanya ‘kebocoran’ yang sangat besar. Dari data yang dimiliki pihaknya, jika kebocoran pada tahun 2021 saja tercatat mencapai Rp 97 triliun.
“Maka hal itu lah yang ditangkap oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. Alih-alih menghabiskan uang di luar negri, mendingan merawat kesehatan di Bali. Harapannya itu bisa meningkatkan 10 persen wisatawan yang berkualitas,” ujarnya. (kanalbali/KAD)
Be the first to comment