Jarnas 98 Tantang Kandidat di Pilkada Bali Munculkan Gagasan, Jangan Cuma Pamer Baliho

Ketua Jarnas 1998 Bali Nyoman Mardika - IST

DENPASAR, kanalbali.id –  Menjelang bergulirnya Pilkada serentak di Bali, Jaringan Nasional Aktivis 1998 (Jarnas 98) menggelar FGD untuk melihat masalah-masalah besar yang dihadapi Bali saat ini.

“Untuk kontestasi calon kami belum memiliki arah dukungan terhadap calon tertentu. Saat ini yag penting adalah aspirasi masyarakat mengenai masa depan Bali dapat dimunculkan,” kata Ketua Jarnas 1998 Bali Nyoman Mardika, mengenai acara pada Sabtu (27/4/2024) itu.

Pihaknya merancang setidaknya ada  3 kali diskusi dan direncanakan pada diskusi terakhir akan mengundang para calon Gubernur dan wakil Gubernur yang sudah ada. Hal itu untuk memastikan bahwa apsirasi masyarakat akan dapat tersampaikan.

“Untuk diskusi awal ini nantinya akan kita serahkan ke KPU Bali agar dapat menjadi masukan khususnya bagi pelaksanaan debat para kandidat. Selain itu akan kami sampaikan kepada pihak partai politik agar menjadi pertimbangan dalam penentuan calon,” sebut Mardika.

FGD Jarnas 98 Bali tentang Pilkada di Kubukopi, Denpasar, Sabu (277/2024) – IST

Jarnas memandang momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) jangan sampai hanya menjadi siklus lima tahunan dalam pergantian kekuasaan.

Event ini akan jauh lebih bermutu bila juga memiliki muatan untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas perjalanan kepemimpinan di Bali beserta dampak serta tantangan yang harus dihadapi di masa depan.

Jarnas sendiri memandang Bali mewarisi suatu masalah dasar karena terlanjur mengalami ketergantungan pada sektor pariwisata. Kebijakan di masa lalu dimana akomodasi wisata dipusatkan di Bali Selatan telah menciptakan kesenjangan struktural dengan adanya darah-daerah yang mengalami ketertinggalan ekonomi.

Di sisi lain, pengembangan pariwisata massal telah menghadirkan fenomena over tourism ditandai dengan paket wisata murah, kemacetan, alih fungsi lahan, sampah, krisis air, tenaga kerja Bali dan berbagai indikasi lainnya. Bila terus dibiarkan, Bali seolah justru akan membunuh angsa emas pariwisata yang telah menghidupinya.

Sementara itu tantangan baru juga muncul dengan terjadinya perubahan iklim yang dalam skala global akan mempengaruhi perilaku manusia dengan meningkatnya kesadaran untuk menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan. (kanalbali/RFH)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.