Bertemu Bendesa Adat Denpasar, Komunitas Hipnotis Tawarkan Program Mental Health Berbasis Budaya

Pertemuan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) Kota Denpasar dengan Bendesa Adat Denpasar Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma. (duduk) pada Selasa, 24 Juni 2025 - IST
Pertemuan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) Kota Denpasar dengan Bendesa Adat Denpasar Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma. (duduk) pada Selasa, 24 Juni 2025 - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) Kota Denpasar mendatangi kantor Bendesa Adat Denpasar pada Selasa, 24 Juni 2025.

Kunjungan ini dipimpin oleh Ketua DPC PKHI Kota Denpasar, Dewa Ayu Raka Sunari, didampingi Wakil Ketua Yeni Ekawati, Bendahara Anggi Agviriati, serta anggota Happy dan Agung Surya. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma.

Tujuan kunjungan ini adalah untuk menawarkan dukungan kesehatan mental atau mental health kepada masyarakat Kota Denpasar melalui pendekatan berbasis budaya dan kearifan lokal.

Hal ini menjadi penting mengingat tingginya angka bunuh diri di Bali, yang menurut data menempatkan Bali sebagai salah satu wilayah dengan kasus tertinggi.

“Kami ingin membawa sentuhan hipnoterapi sebagai bagian dari upaya preventif dan pemulihan masalah mental, tapi tetap dengan pendekatan budaya yang relevan dengan masyarakat Bali,” ujar Dewa Ayu.

Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, menyambut positif inisiatif komunitas hipnotis tersebut. Ia menyatakan bahwa Denpasar memiliki 106 banjar adat yang siap menjadi tempat pelaksanaan program ini.

“Kalau mau, kita bisa mulai dari para pecalang dan prajuru adat. Mereka setiap hari menghadapi tekanan saat melayani masyarakat. Kita bisa gunakan wantilan di tengah kuburan atau tempat lain yang sesuai untuk memberikan layanan hipnoterapi,” ujar Bendesa.

Ia menambahkan, sekali pelaksanaan kegiatan bisa diikuti hingga 200 orang. Menurutnya, program ini tidak hanya bermanfaat secara langsung bagi kesehatan mental masyarakat, tetapi juga bisa menjadi media edukasi untuk meluruskan stigma keliru tentang hipnosis.

“Hipnosis bukan seperti yang selama ini disalahartikan. Ini kegiatan yang sangat positif dan perlu disosialisasikan secara luas,” tutupnya. (kanalbali/RLS/RFH)

Apa Komentar Anda?