
JEMBRANA, kanalbali.id -Pemerintah Bali tetap memberlakukan vaksinasi sebagai syarat perjalanan khusus bagi pelaku perjalanan darat yang akan masuk ke Bali. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi risiko penularan COVID-19 di Bali yang menjadi salah satu destinasi utama wisatawan lokal saat liburan Nataru.
Syarat perjalanan inipu diberlakukan saat mas libu natal dan baru (Nataru) mulai 24 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 di Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Dalam rangka mendukung langkah antisipasi Pemerintah tersebut, Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children Indonesia dan Yayasan IDEP Selaras Alam (IDEP) menyediakan layanan kesehatan dan vaksinasi inklusif bagi pelaku perjalanan darat tersebut.
Terutama, bagi penyandang disabilitas, lansia, dan kelompok rentan lainnya. Para pihak yang ikut terlibat dalam kerja sama ini antara lain Polres Jembrana dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jembrana.
Layanan vaksinasi di Pelabuhan Gilimanuk ini dibagi menjadi dua jadwal, yakni pagi dan sore. Masing-masing jadwal vaksinasi difasilitasi tim vaksinator dari empat Puskesmas, yakni Puskesmas 1 dan 2 Jembrana serta Puskesmas 1 dan 2 Melaya.

Sentra vaksinasi yang dikelola dalam kerjasama dengan Dinkes Jembrana itu merupakan bagian dari Program Percepatan Vaksinasi COVID-19 Inklusif (VACCINE Project) Provinsi Bali yang dijalankan oleh AIHSP, Save the Children, dan IDEP.
Program vaksinasi inklusif ini secara khusus menyasar kelompok masyarakat rentan, khususnya kelompok lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
Terkait capaian terkini vaksinasi COVID-19, I Wayan Widia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menegaskan bahwa vaksin dosis kedua sudah menekati 98%. Untuk vaksin booster, masyarakat yang layak untuk divaksin sudah mencapai sekitar 75%. Dari presentase itu, yang sudah tervaksin berkisar 71%.
Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus pemerintah, menurut I Wayan Widia, adalah kelompok lansia.
“Untuk vaksin lansia memang perlu kita dorong, mengingat lansia merupakan kelompok yang memerlukan perlindungan dari COVID-19. Satu-satunya jalan adalah dengan memberikan vaksinasi. Pemerintah pun sudah mengeluarkan surat edaran terkait dengan vaksin prioritas bagi lansia,” terangnya.
Untuk lansia, lanjutnya, tingkat vaksin booster masih rendah. “AAaat ini kita juga mengejar untuk vaksin keempat, Sampai saat ini baru mencapai 25.900 sekian dari target 258.000. Artinya, baru sekitar 5-7% lansia yang sudah divaksin,” simpul I Wayan Widia.
Ditemui pada kesempatan berbeda, Program Director Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP), John Leigh menekankan pentingnya kerja sama yang kuat dari berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan upaya pemerataan akses vaksinasi COVID-19 dan layanan kesehatan lainnya di masa depan.
“Kolaborasi multipihak, ke depannya akan dapat mendorong upaya-upaya lain dalam menutup kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan, terutama yang lebih sensitif terhadap kebutuhan kelompok rentan, menuju sistem ketahanan kesehatan Indonesia yang lebih kuat.”
Sejak Juli hingga Desember 2022, vaksinasi COVID-19 yang dijalankan oleh AIHSP melalui Save the Children dan IDEP mecapai 9.861 suntikan, 582 di antaranya merupakan vaksinasi yang dilakukan di Pos Nataru.
Dengan membuka akses dan layanan vaksin yang lebih banyak dan lebih inklusif, program VACCINE ini diharapkan dapat mendukung tujuan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem ketahanan kesehatan dan mewujudkan masyarakat yang sehat, termasuk mencegah potensi risiko penularan COVID-19 selama masa liburan akhir tahun. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment