Olah Limbah Canang dan Banten Sisa Upakara, CSR Pertamina Hasilkan Briket Bioarang

Kegiatan itu adalah bagain dari program TPS3R Kedonganan Ngardi Resik.

BADUNG, kanalbali.id –  Olah limbah canang dan banten sisa upakara, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus DPPU Ngurah Rai hasilkan bioarang pada program TPS3R Kedonganan Ngardi Resik.

Kegiaitan mengggandeng Pascasarjana, Magister Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan, Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pertamina DPPU Ngurah Rai adakan pelatihan pengolahan limbah ini dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia di TPS3R Kedonganan Ngardi Resik yang telah dilaksanakan pada Agustus lalu.

BACA JUGA: Unit Pengembangan Karir dan Alumni Unud Gelar Udayana Career Days 2022

Pelatihan diberikan langsung oleh Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si. dan tim yang merupakan ahli ilmu penyakit tumbuhan dan pengelolaan sumber daya hayati pertanian.

Pelatihan ini dilakukan karena sebagian besar sampah di TPS3R Kedonganan Ngardi Resik adalah sampah canang, banten dan berbagai sisa upakara lain yang setiap hari dilakukan oleh masyarakat di Bali pada umumnya.

Bahan utama canang dan banten upakara yaitu janur kelapa yang potensial dikembangkan menjadi briket bioarang sebagai media pembakaran. Pelatihan ini bertujuan agar jumlah residu yang dihasilkan dari sampah masyarakat semakin sedikit yang dibuang ke TPA. B

ahkan nilainya akan meningkat karena briket yang dihasilkan dapat dijual kepada pengelola cafe seafood di Kedonganan dan Jimbaran sebagai bahan bakar.

 

“Sampah organik ini diolah menjadi briket bioarang yang bisa dipakai para pengusaha seafood disana. Setelah ini kami akan melakukan uji laboratorium pada briket bioarang untuk mengetahui kandungan kalor untuk memaksimalkan kualitas produksinya”, jelas Operation Head Pertamina DPPU Ngurah Rai, Dicky Abdul Hakim.

Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si. menjelaskan bahwa sampah dari sisa persembahyangan di pura-pura di Bali merupakan masalah yang belum teratasi sampai saat ini. Tumpukan sampah sisa upacara tersebut perlu penanganan yang cepat agar tidak kenimbulkan kesan yang tidak baik terhadap keindahan dan kesucian.

Pura yang merupakan tempat mendekatkan diri umat Hindu kepada Hyang Widhi. Solusi yang paling potensial adalah dengan memanfaatkan sampah tersebut menjadi briket, sebab sampah tersebut yang terdiri dari bekas canang, bambu, tempurung kelapa dan daun kelapa mempunyai kandungan resin yang cukup tinggi sehingga mudah dibakar.

Briket dapat dibuat dengan cara sederhana dengan terlebih dahulu diarangkan. Briket yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali ke pengelola pura sebagai bahan bakar memasak pada saat ada upacara ataupun disalurkan ke konsumen lainnya seperti restoran dan usaha lain yang membutuhkan. (kanalbali/RLS)

 

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.