BULELENG, kanalbali.id – Rencana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk mengembangkan wilayah terpadu berbasis hutan sosial di Buleleng, mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng.
Hal ini tertuang dalam sambutan tertulis Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST yang dibacakan Sekda Buleleng Drs. Gede Suyasa,M.Pd pada saat membuka acara “Rapat Penguatan Sinergi Para Pihak Dalam Pelaksanaan Integrated Area Development (Iad) Berbasis Perhutanan Sosial Di Kabupaten Buleleng” yang diselenggarakan di Hotel Sunari, Lovina, Kamis (21/7).
BACA JUGA: FKH Unud Dukung Dinas Pertanian Klungkung Vaksinasi PMK
Acara ini juga dihadiri Direktur Direktorat Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Catur Enda Prasetyani, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, SH., dan Perwakilan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. Selain itu, acara ini diikuti oleh beberapa Camat dan Perbekel.
Bupati Buleleng menyampiakan apresiasi atas kinerja KLHK atas capaian perhutanan sosial sampai dengan juni 2022 telah meberikan akses pengelolaan kepada 7.632 kelompok pemegang sk perhutanan sosial dengan luasan 5.000.492,78 ha yang dikelola sebanyak 1.106.195 kk.
Selanjutnya dibentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dengan capaian hingga juni 2022 sebanyak 9.238 KUPS dengan klasifikasi blue sebanyak 4.706 KUPS (50,94%), silver sebanyak 3.910 KUPS (42,33%), gold sebanyak 574 KUPS (6,21%) dan platinum sebanyak 48 KUPS (0,52%) dimana di dalamnya termasuk masyarakat/kelompok yang berada di Kabupaten Buleleng.
BACA JUGA:
Teliti Gua yang Dijadikan Restoran, Disbud Badung Turunkan Tim Pakar
Hutan Jadi Destinasi Wisata
Ditambahkan Sekda Suyasa, sektor kehutanan saat ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata. Menurutnya, ada perubahan prilaku wisatawan semenjak covid-19 melanda.
“Sekarang tujuan wisatawan banyak yang memakai konsep back to nature, sehingga wisata glamping dan camping sangat menjamur dan selalu ramai peminat,” tuturnya. Sehingga, menurut Sekda Suyasa, kegiatan pengembangan Hutan Sosial ini dapat menjadi solusi bagi daerah yang ingin membuat destinasi wisata di sektor kehutanan.
“Maka dari itu kami sarankan kepada Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, untuk mengarahkan sasaran investasi ke sektor kehutanan. Kami yakin ini akan menjadi daya tarik untuk wisatawan,” ujar Suyasa.
Sementara itu, Direktur Direktorat Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Catur Enda Prasetyani mengatakan, dipilihnya Buleleng menjadi lokasi pengembangan Hutan Sosial dikarenakan, Kabupaten Buleleng memiliki 6 KUPS dengan klasifikasi platinum. Catur Enda menambahkan, potensi wisata hutan di Buleleng sangat banyak, namun perlu ada perhatian khusus untuk menarik wisatawan.
Selain itu, dirinya mengatakan, IAD ini akan memberikan pertumbuhan ekonomi bukan hanya untuk sektoral KLHK saja namun juga untuk Kabupaten. “Ada hasil lebih yang didapatkan seperti kerajinan, bahan makanan yang dihasilkan dari perhutanan. Jadi IAD ini merupakan milik dari Kabupaten sehingga kami perlu dukungan dari Pemkab Buleleng,” ucapnya. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment