Literasi Digital untuk Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

ilustrasi: BSI mobile

Canggihnya teknologi digital saat ini mempermudah informasi yang kita dapatkan. Dan dari informasi itu memungkinkan komunikasi yang lebih dekat. Contohnya beragam pekerjaan dan aktivitas lain menjadi lebih mudah dilakukan contohnya transportasi jadi mudah.

Menurut Masyuri Maswatu, Sekretaris Wilayah GP Ansor dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Selasa 24 Agustus 2021, dengan semakin masifnya penetrasi dunia internet maka akan terjadi kecenderungan global di era digitalisasi.

“Berangsungnya revolusi industry keempat membawa perubahan peradaban masyarakat dengan semakin tegasnya fenomena abad kreatif. Dan di era digital hari ini apapun yang kita lakukan mudah dan ruang untuk kreatif semakin terbuka lebar,” ujar Masyuri dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.

Selain itu fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era revolusi digital ditandai dengan berubahnya sendi sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban dan kemasyarakatan termasuk Pendidikan. Untuk itu kita wajib menempatkan informasi, pengetahuan, kreativitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis bagi individu, masyarakat, korporasi dan negara.

Kendati begitu, tambahnya, kita kadang lupa saat memanfaatkan digital dalam berbagai hal kita juga harus berhati-hati menggunakannya sebab teknologi komunikasi dan informasi mengubah perang konvensional menjadi perang modern.

“Kemajuan teknologi digital ini bisa membuat perubahan pola pikir menggunakan teknologi, media massa, cuber war serta mempolarisasi anak anak kita melakukan perlawanan kepada pemerintah,” ujarnya.

Ia menambahkan saat ini anak muda banyak yang tidak suka mendengar nasehat orang tua dan lebih senang mendengar youtube atau sesuatu berita atau konten yang tidak jelas sumbernya yang bisa mempolarisasi pola pikir. Selain itu kondisi yang dihadapi generasi milenial abad ke 21 itu sebagian besar merupakan kebutuhan yang berbasis data dan teknologi tinggi.

Di bidang pekerjaan ada 35 % jenis pekerjaan akan hilang pada tahun 2025 dan  tumbuh kompetensi baru yang berbasis teknologi informasi sebanyak 65%. SElain itu kemajuan ini berimbas pada sisi globalisasi yang diprediksi akan ada 14,2 juta tenaga kerja cakap yang akan bermigrasi antar negara Asean yang akan mengakibatkan benturan peradaban.

pixabay by MariexMartin

“Generasi kita harus memahami betul manfaat digitalisasi tapi perlu ingat juga bahwa jangan sampai digitalisasi itu melupakan nilai-nilai budaya,” katanya lagi.

Ia menambahkan bahwa saat ini terjadi gempuran dan pola serangan pintar melalui F7 yaitu food, fuel, fashion, film, fantasi, filosofi dan finansial. Kadang ada orang lupa bahwa ada poin penting yaitu budaya lokal kita jangan sampai hilang dan bisa merubah filosofi kita yang sangat kuat. Misal gotong royong di Maluku. “Begitu banyak budaya lokal yang bisa dipromosikan melalui konten positif di dunia digital daripada mengangkat hal-hal negatif,” ungkapnya.

Kehadiran medsos sebagai wadah berbincang dan bertukar informasi antara satu dengan yang lain tentu memberikan dampak yang sangat positif. Sayangnya media sosial juga menjadi arena bagi penyampaian opini , ujaran penuh kebencian, hate speech dan berita berita palsu hoax. “Segala hal negatif dengan mempergunakan media sosial ini harus dihindari,” tandasnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Selain Masyuri juga hadir para pembicara lainnya yaitu Anggie Ariningsih, CEO Fintech P2P Lending, Ika Febriana Habiba, CX Manager PT Digital Tunai Kita dan Sondang Pratama seorang Sutradara sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.