
MAJUNYA teknologi nyatanya turut memudahkan kita dalam berinvestasi secara online. Selama pandemi, tren investasi menjadi sesuatu yang populer, faktor pendorongnya ialah melonjaknya harga emas dan mata uang bitcoin secara pesat.
“Dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini sudah mengubah cara kita dalam menjalani hidup. Termasuk juga bagaimana cara kita berinvestasi. Investasi ini berbeda dengan menabung,” tutur Nurul Amalia, seorang Pramugari Saudi Airlines & Forex Trader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Merauke, Papua, Kamis (30/9/2021).
Nurul menjelaskan, menabung adalah kegiatan menyisihkan dana untuk kebutuhan jangka pendek atau kondisi darurat. Investasi adalah mengembangkan uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ia mengatakan, perbedaan yang paling signifikan antara menabung dan berinvestasi dapat dilihat dari risiko serta potensi keuntungan yang didapat.
Investasi umumnya memiliki jangka waktu yang lebih panjang, tetapi risikonya lebih tinggi dan hasilnya pun tidak pasti. Ia menyampaikan, investasi secara online hanya memerlukan gadget tanpa broker. Kemudian, investasi semakin mudah karena banyaknya platform online yang sebagai tempat untuk berinvestasi.
Investasi memberikan banyak manfaat untuk kita sebagai investor. Pertama, meningkatkan aset dengan membeli satu instrumen investasi dan dijual beberapa tahun kemudian. Kedua, memenuhi kebutuhan di masa depan, misalnya berinvestasi untuk dana pendidikan atau dana pensiun. Ketiga, menghemat gaya hidup. Keempat, menghindari hutang karena gaya hidup yang sederhana.
Keuntungan Paperless Transaction, dari Akses hingga Fitur Transaksi Digital
Jenis-jenis investasi yang bisa dilakukan secara online:
Ada Dugaan Pemerasan oleh Oknum “Wartawan” di Karangasem, Masyarakat Diminta Lapor ke Aparat
- Deposito, jenis investasi ini memiliki risiko sangat kecil. Deposito atau tabungan berjangka hanya bisa diambil setelah melalui jangka waktu tertentu. Bunga dari deposito sedikit lebih tinggi dari bunga tabungan.
- Emas, merupakan instrumen investasi yang nilainya terjaga dari inflasi. Jenis investasi ini cocok untuk jangka panjang. Di masa sekarang, beli emas dapat dilakukan mulai dari 5 ribu rupiah.
- Reksadana, instrumen investasi yang dikelola oleh manager investasi, biasanya berbentuk pasar uang, obligasi, dan saham. Invesiasi ini bisa dikatakan menguntungkan bagi investor jangka panjang. Nilai belinya pun dimulai dari 10 ribu rupiah pada platform digital. Keuntungannya, reksadana bisa dicairkan kapanpun.
- Saham menjadi salah satu bentuk investasi yang diminati selama pandemi karena memiliki imbal hasil yang tinggi dalam jangka waktu singkat. Sayangnya, risiko berinvestasi saham lebih tinggi dibandingkan jenis investasi lainnya.
“Perlu diingat bahwa investasi memiliki risiko. Risiko inilah yang mempengaruhi mengapa investasi bisa naik atau turun, jadi bisa tahu penyebabnya apa,” ujar Nurul.
Risiko investasi antara lain, risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko likuiditas, risiko valuta asing atau perubahan kurs mata uang, risiko reinvestasi, dan risiko negara/gaopolitik.
Agar investasi semakin aman, kita tidak perlu tergesa-gesa dan berspekulasi. Sebaiknya, buat rencana investasi agar berjalan aman dan lancar. Hal paling penting, gunakan uang dingin atau uang yang tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Merauke, Papua, Kamis (30/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Sofia Sari Dewi (Fashion Designer), Rachmat (Dosen), dan Masra Suyuti (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment