TABANAN, kanalbali.id – Healing tourism tidak dapat dilepaskan dari potensi alam yang merupakan aset terpenting dalam mencapai tingkat optimalisasi healing. Healing tidak hanya dipahami sebagai upaya penyembuhan pasca penanganan medis, namun sudah menyentuh aspek pariwisata sebagai media penyembuhan atau recharge kondisi fisik maupun non fisik sesorang.
Objek wisata Yeh Hoo di Desa Senganan, Penebel, Tabanan, Bali, memiliki potensi yang sangat besar dalam mewujudkan destinasi sebagai objek wisata healing. Potensi yang dimiliki berupa saujana persawahan terasering, air terjun Yeh Hoo, sungai Yeh Hoo yang masih alami, dan saujana perbukitan yang menghijau.
New Normal, Saatnya UMKM Harus Go Digital
Objek ini memiliki keunggulan potensi air terjun yang tersembunyi di bagian lembah kawasan ini, untuk mencapai air terjun tersebut harus melewati jalan setapak yang membelah persawahan dan turun menggunakan tangga besi yang telah disiapkan oleh pengelola.

Menurut penuturan Pengelola Objek Wisata Yeh Hoo, I Gede Biasa Adnyana, jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke air terjun Yeh Hoo masih sangat minim, walaupun sudah disediakan tempat peristirahatan berupa warung dan tempat parkir, namun masih terbatas.
Kurangnya petunjuk arah wisata dan fasilitas penunjang menyebabkan banyak wisatawan mengalami kebingungan dalam menemukan posisi titik air terjun Yeh Hoo.
Atas potensi dan persoalan tersebut, maka tim pelaksana pengabdian Universitas Warmadewa yang diketuai oleh Bapak Ir. I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc. (arsitektur) mengusulkan ide program pengembangan objek wisata Yeh Hoo menjadi wisata healing yang berbasis pada potensi alam yang dimiliki oleh kawasan ini.
Untuk mencapai optimalisasi healing, integritas antara pengguna, tempat, dan proses kegiatan harus saling terintegritas dalam menjaga keberlanjutan potensi alam utuk mendukung kondisi healing.

Dalam perencanaan program ini, Ketua Pengabdian dibantu oleh anggota yang berasal dari bidang arsitektur yaitu Bapak Ir. I Nyoman Warnata, M.T., dan Bapak Ir. I Ketut Sugihantara, M.T., serta dibidang ekonomi yaitu I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi, S.E., M.Si.
Penyusunan program ini, tidak dapat dilaksanakan oleh satu bidang namun diperlukan suatu kolaborasi disiplin ilmu dalam merumuskan program pengembangan objek wisata healing. Pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa dalam pengumpulan data lapangan dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi.
Pengabdian ini menghasilkan program healing berupa atraksi wisata yoga, meditasi, tracking, dan edukasi pertanian. Fasilitas yang akan direncanakan yaitu wellness cottages, fasilitas meditasi dan yoga, restaurant, dan jalur tracking.
Rancangan fasilitas tersebut dalam perwujudan desainnya diarahkan pada low energy dengan menggunakan metarial bambu dan sistem penghawaan dan pencahayaannya memanfaatkan iklim setempat. Hal ini disambut dengan senang hati oleh pengelola objek wisata dalam upaya mewujudkan destinasi wisata baru yang ramah terhadap lingkungan (sustainability). (kanalbali/ADV)



Be the first to comment