
TABANAN, Kanalbali.id – Patung Bung Karno yang berada di bundaran Kediri sejak tahun 2014 akhirnya dipindahkan ke Taman Bung Karno atau Taman Kota Tabanan pada hari Kamis (8/9) malam. Pemindahan dilakukan setelah pemerintah Kabupaten Tabanan menerima aspirasi dari masyarakat yang menginginkan agar patung Wisnu Murti kembali dibangun untuk mendukung pelaksanaan upacara keagamaan Umat Hindu.
“Sebelum patung Bung Karno dipasang di perempatan itu, sudah lebih dulu ada patung Wisnu Murti. Sekarang kita minta patung Wisnu Murti agar kembali dibangun di perempatan Bundaran Kediri,” kata Bendesa Adat Banjar Anyar, Tabanan, I Made Raka, Sabtu, (10/9/2022).
BACA JUGA: Groundbreaking Jalan Tol Kerthi Bali, Menteri PUPR Targetkan Selesai pada 2025
Ia menuturkan bahwa patung Bung Karno belum pernah diresmikan oleh Pemda Tabanan karena adanya penolakan dari warga setempat. Sejak pertama dibangunnya patung Sang Proklamator Kemerdekaan tersebut, masyarakat sudah turun ke jalan untuk melakukan aksi protes.
Tidak sampai disitu saja, pihaknya juga mengirimkan surat penolakan kepada Bupati Tabanan saat itu hingga ke DPRD Kabupaten Tabanan. Berbagai upaya telah dilakukan sejak tahun 2014, tapi belum menemukan titik terang. Sampai pada bulan Januari 2021 pihaknya kembali menyurati Bupati Gede Sanjaya yang baru saja dilantik.

“Tahun lalu kami kembali menyuarakan aspirasi ini lagi bersama seluruh Bendesa Adat se-Kecamatan Kediri yang juga sepakat mendukung desa Adat Kediri dan Banjar Anyar guna dikembalikannya patung Wisnu Murti di bundaran Kediri,” tuturnya.
Adapun patung Wisnu Murni yang akan dibangun memiliki makna mendalam sebagai keyakinan masyarakat Hindu di Bali yang merupakan simbol keseimbangan energi semesta. Khususnya bagi Kabupaten Tabanan, posisi Wisnu Murti menjadi penghubung konsepsi Nyegara Gunung antara unsur Pura Batukaru (Gunung) dengan Pura Tanah Lot (Segara/laut).
Patung Wisnu Murti atau memurti sendiri adalah perwujudan Dewa Wisnu yang membesar tapi bermakna kedamaian. Sehingga dibandingkan patung Bung Karno, patung Wisnu Murti dinilai lebih pantas berada di perempatan atau bundaran Kediri.

“Meski dulu ada patung Bung Karno, kita tetap melaksanakan ritual tersebut dengan perasaan yang kurang baik. Karena ketika kita sembahyang rasanya kurang makna dari ritual yang kita laksanakan dengan digantinya patung wisnu murti ke patung Bung Karno,” tuturnya.
Adapun di lokasi perempatan atau bundaran Kediri selalu diadakan upacara umat Hindu saat menjelang sasih kanem atau saat bulan Desember. Kemudian sehari sebelum Hari Raya Nyepi, masyarakat Banjar Anyar dan Kediri Tabanan juga melakukan tradisi pembersihan alam semesta untuk kebaikan umat manusia.
“Dengan kembalinya patung Wisnu Murti kami semua merasa senang dan lega, saya pun sudah mempersiapkan upacara agama untuk Desember ini yang akan dilaksanakan di lokasi tersebut,” kata dia. (Kanalbali/LSU)
Be the first to comment