Ratu Horor yang Selalu Dirindukan, Begini Profil dan Kisah Hidup Suzzanna

Salah-satu adegan dalam film Suzzana - Repro on screen - IST
Salah-satu adegan dalam film Suzzana - Repro on screen - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Inilah profil dan biodata si ratu horror Indonesia, Suzzanna yang seakan tak lekang oleh waktu. Satu dekade lebih telah berlalu sejak kepergian Suzanna, ikon perfilman horor Indonesia yang meninggalkan jejak tak terlupakan.

Pada 15 Oktober 2008, aktris legendaris bernama lengkap Suzanna Martha Frederika van Osch menghembuskan napas terakhirnya di usia 66 tahun. Setelah berjuang melawan diabetes selama lima tahun, ia wafat di kediamannya di Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di Perlintasan Kebondalem II No. 1, sekitar pukul 23.15 WIB.

Perjalanan Hidup Sang Legenda

Suzanna, yang lahir di Bogor pada 14 Oktober 1942, adalah perpaduan darah Jerman, Belanda, Jawa, dan Manado. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, ia menunjukkan bakat luar biasa sejak dini. Dunia akting menjadi panggilan hidupnya, dimulai dari peran debutnya di film Darah dan Doa (1950) karya Usmar Ismail.

Kariernya terus menanjak ketika ia kembali bekerja dengan Usmar dalam Asmara Dara (1958), yang mengantarkannya meraih penghargaan Best Child Actress di Festival Film Asia 1960 di Tokyo. Di tahun yang sama, ia juga dinobatkan sebagai Pemain Harapan di Festival Film Indonesia (FFI).

Kesuksesan Suzanna tak berhenti di situ. Pada 1972, ia dinobatkan sebagai Aktris Terpopuler se-Asia di Festival Film Asia Pasifik di Seoul. Ia juga masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Piala Citra FFI 1979 melalui perannya di Pulau Cinta, diikuti nominasi serupa pada 1982 untuk Ratu Ilmu Hitam.

Film-film horor seperti Beranak dalam Kubur, Sundel Bolong, dan Ratu Buaya Putih menjadikannya “Ratu Horor Indonesia,” sebuah gelar yang melekat erat hingga kini. Bahkan, aktris muda seperti Cut Memey kerap meminta nasihatnya saat terjun ke genre horor.

Kehidupan Pribadi yang Penuh Warna

Di balik layar, kehidupan pribadi Suzanna tak kalah menarik. Ia menikah dua kali. Pernikahan pertamanya dengan aktor Dicky Suprapto menghasilkan seorang putri, Kiki Maria, yang juga menekuni dunia akting.

Setelah bercerai, Suzanna menemukan cinta baru bersama Clift Sangra, yang 20 tahun lebih muda darinya. Mereka bertemu saat membintangi film Sangkuriang (1982) dan kemudian mengadopsi seorang anak bernama Rama Yohanes.

Warisan Abadi Suzanna

Suzanna bukan sekadar bintang film; ia adalah simbol keberanian dan talenta dalam perfilman Indonesia. Film-filmnya, yang didominasi genre horor, tetap menjadi rujukan bagi sineas dan penggemar hingga kini.

Kisah hidupnya, dari perjuangan melawan penyakit hingga dedikasinya di dunia seni peran, terus menginspirasi. Meski telah tiada, nama Suzanna tetap hidup dalam ingatan pecinta film Indonesia, sebagai ratu horor yang tak tergantikan. ***

Apa Komentar Anda?