Ekspresi Kebahagiaan, Pameran Lukisan Bali Five bersama Penyintas Skizofrenia

Pengamat sosial Putu Suasta menikmati karya yang dipamerkan di Rumah Berdaya, Denpasar - IST
Pengamat sosial Putu Suasta menikmati karya yang dipamerkan di Rumah Berdaya, Denpasar - IST

Penulis: Angga Wijaya

DENPASAR, kanalbali.id –  Rumah Berdaya Denpasar resmi membuka pameran lukisan bertajuk “Ekspresi Kebahagiaan” pada Sabtu (27/9/2025).

Pameran menampilkan karya Bali Five bersama seniman penyintas skizofrenia dari Rumah Berdaya, dan dibuka oleh intelektual serta pencinta seni Bali, Putu Suasta.

Sekitar 20 karya dipamerkan hingga 27 Oktober 2025. Para seniman Bali Five yang terlibat antara lain Nyoman Loka Suara, Gede Sukana Kariana, Agus Kama Loedin, Ni Wayan Sutariyani, Dian Dewi Reich, dan I Made Subrata.

Rumah Berdaya juga menghadirkan seniman baru seperti I Nyoman Sudiasa, I Komang Sudiarta (Loster), Gus Lingga, Saka Rosanta, dan LostMan.

Suasta menekankan, tanpa pengelolaan yang tepat, karya terbaik pun bisa tenggelam.

“Kalau seniman tidak hebat, orang tidak peduli. Pameran harus sistematis agar karya diapresiasi, didokumentasikan, dan dikenali publik. Dengan pengelolaan yang tepat, karya seni menjadi berharga, bukan sekadar objek visual,” ujar Suasta.

Wayan Subrata, wartawan senior Bali dan anggota Bali Five, menyatakan bahwa pameran bertujuan memberdayakan warga Rumah Berdaya. Menurutnya, seni bukan sekadar estetika atau terapi, tetapi sarana menemukan kembali jati diri penyintas skizofrenia.

Foto bersama kelompok Bali Five bersama seniman penyintas Skizofrenia - AWJ
Foto bersama kelompok Bali Five bersama seniman penyintas Skizofrenia – AWJ

“Melalui lukisan, mereka mengekspresikan kebahagiaan, bersosialisasi, dan kembali percaya diri. Ruang seperti ini penting agar mereka tidak merasa terasing,” kata Subrata.

Pendiri dan penggagas Bali Five, Nyoman Loka Suara, mengungkapkan pengalaman mengikuti pameran ini.

“Setiap goresan kuas adalah cara menyampaikan perasaan yang tidak bisa diucapkan. Rumah Berdaya memberi kami ruang untuk mengekspresikan diri, dan pameran ini adalah cara berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Ketika pengunjung tersenyum atau berhenti melihat karya kami, berarti pesan kami sampai,” jelasnya.

Lukisan yang dipamerkan memiliki bahasa tersendiri. Guratan warna ceria memantulkan energi positif, goresan gelap menantang mata, dan bentuk abstrak mengajak penikmat merenung.

Musik lembut dari Arusaji Band dan pembacaan puisi oleh Angga Wijaya mengiringi suasana pameran, menciptakan interaksi hangat antara pengunjung dan seniman.

Suasta menekankan kontinuitas pameran. Frekuensi pertemuan antara seniman dan penikmat serta pengelolaan yang tepat membuat karya bukan sekadar estetika, tetapi juga interaksi sosial dan budaya berkelanjutan.

Selain menampilkan karya visual, pameran bersifat interaktif. Pengunjung diajak berdialog dengan seniman, menanyakan teknik, filosofi, dan makna di balik goresan tertentu.

Koordinator Rumah Berdaya, I Nyoman Sudiasa, mengatakan, “Ini bukan hanya soal bentuk, tapi bagaimana perasaan saya tersalurkan di kanvas. Kalau kamu bisa merasakannya, berarti lukisan ini hidup.”

Seorang pengunjung perempuan muda mengaku tersentuh melihat karya seniman. “Seni mereka mengingatkan saya untuk menghargai proses, bukan hanya hasil,” ujarnya.

Dengan kombinasi seni, musik, dan diskusi, pameran memberi ruang bagi penyintas skizofrenia mengekspresikan diri, membangun kepercayaan diri, dan berinteraksi dengan masyarakat. Suasta menegaskan, pameran harus didukung oleh orang yang tepat agar karya tetap hidup dan berdampak.

Bagi Loka Suara, pameran lebih dari sekadar menampilkan lukisan. “Ini kesempatan berbagi cerita, menunjukkan potensi setiap individu, dan mewujudkan kebahagiaan melalui ekspresi seni. Rumah Berdaya memberi ruang bagi kami mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan kata-kata,” katanya.

Pameran “Ekspresi Kebahagiaan” membuktikan bahwa seni bisa menjadi jembatan antara hati dan pikiran, antara rasa sakit dan kebahagiaan, sekaligus ruang pemberdayaan bagi penyintas skizofrenia di Bali. ( kanalbali/IST)

Apa Komentar Anda?