Asita Bali: Selama Ada Karantina, Bali Sulit Datangkan Wisman

Pembukaan penerbangan internasional tidak otomatis meningkatkan kunjungan wisman. Apalagi bisa masih menerapkan karantina _ IST

DENPASAR, kanalbali.id – Ketua Association of Indonesian Tours and Travels Agencies (Asita) Provinsi Bali, Putu Winastra mengatakan selama masih ada aturan karantina bagi wisatawan mancanegara (Wisman) masuk ke Bali, pelaku usaha masih sulit menggaet turis berlibur ke Pulau Dewata.

“Selama masih ada karantina maka destinasi itu susah dijual,” kata Winastra, saat dihubungi Selasa (15/2).

Ia menyebutkan, pihaknya sangat mengapresiasi adanya rencana pemerintah mengurangi durasi masa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) warga negara asing maupun Indonesia dari lima hari jadi tiga hari. Namun, pihaknya tetap berharap kedepannya Bali tanpa karantina, hal itu karena melihat respon pasar.

“Kami apresiasi upaya pemerintah untuk itu. Tapi justru harapan kami dengan parameter yang diberlakukan nantinya tidak ada karantina lagi, artinya zero karantina. Kenapa demikian, karena dari hasil evaluasi ataupun respon yang kami dapatkan,” ujarnya.

“Dari market yang ada setelah kami kirimkan pembukaan Bali sebagai entry poin PPLN WNA, pada 4 Februari itu respon market itu justru negatif sekali yang mengatakan bahwa selama masih ada karantina maka destinasi itu susah dijual,” tambahnya.

Ia menerangkan, kenapa respon market negatif karena para turis membandingkan negara-negara di Asing Tenggara yang membuka destinasi wisatanya tanpa karantina dengan aturan yang lebih mudah dan itu menjadi daya tarik calon wisman di berbagai negara.

BACA JUGA: Akhiri Misi di Bali, 7 Perwakilan Travel Agent Jepang Pulang ke Negaranya

“Karena, mereka membandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, ini yang sudah mulai membuka justru dengan aturan yang lebih mudah. Lain halnya, kalau Indonesia sendiri membuka dirinya sedangkan negara lain tidak ada yang buka dengan aturan yang ketat mungkin diperhitungkan,” ujarnya.

“Tapi ketika negara lain sudah membuka diri terutama di Asia Tenggara yang merupakan kompetitor kita, mereka memberikan aturan yang sangat mudah tanpa karantina. Ini, menjadi menarik lagi bagi calon-calon wisatawan,” kata dia.

Ia juga menegaskan, kendati ada pengurangan masa karantina tiga hari. Ia menilai kedatangan wisman ke Bali tidak akan signifikan karena permintaan turis adalah tanpa karantina.

“Sangat tidak signifikan, kami berbicara data karena dari respon negara-negara sumber wisatawan itu menyampaikan seperti itu. Justru, yang mereka minta itu adalah no karantina. Dasarnya ada, karena di negara lain sudah tidak melakukan karantina. Nah, sekarang ketika kita membanggakan diri untuk karantina kan mereka ketawa. Orang lain tidak karantina ngapain kamu karantina,” katanya. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.