Jantung Saling Berhubungan, Bayi Kembar Siam Asal Buleleng tak bisa Dipisahkan

DENPASAR, Kanalbali-  Bayi kembar Siam asal Kabupaten Buleleng, Bali, setelah dirawat selama tiga bulan ternyata tidak bisa dilakukan pemisahan dan pada Kamis (17/10) lalu, bayi kembar Siam itu dizinkan pulang atau dirawat jalan.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah Dr. dr. I Ketut Sudartana menjelaskan, bahwa setelah melakukan diskusi pada Rabu (9/10) lalu dengan tim Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soetomo Surabaya, Jawa Timur, ternyata bayi kembar siam itu tidak bisa dipisahkan.

“Kemarin kita melakukan diskusi dengan mendatangkan tim bayi kembar Siam dari Soetomo Surabaya. Kemudian, langsung melakukan pemeriksaan pada pasien,” kata Sudartana saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (23/10).

“Dari hasil pemeriksaan tersebut, ternyata jantung kedua bayi itu, baik bayi satu maupun dua itu saling berhubungan. Jadi, ada lubang yang menghubungkan bayi satu dan bayi dua. Sehingga, disimpulkan bahwa itu tidak mungkin bisa dipisahkan lagi. Itu permanen, karena lubangnya cukup besar,” sambung Sudartana.

Kemudian, dari saran tim dokter RSUD  Soetomo bayi kembar siam agar dirawat dan tidak dilakukan operasi pemisahan karena jantungnya saling berhubungan. Selanjutnya, bayi kembar itu disarankan untuk dirawat jalan.

“Jika kondisinya bagus dan optimal, minum bisa dan makan bisa dan kesehatannya mencukupi diizinkan untuk pulang dengan pertimbangan kalau terlalu lama dirawat rumah sakit kemungkinan akan terinfeksi oleh bayi-bayi lainnya,” ujarnya.

“Kemudian  juga Bapak-Ibunya sudah tiga bulan meninggalkan tempat tinggalnya dan tentunya akan mengganggu aktivitas mereka atau kerjanya mereka,” imbuh Sudartana.

Sudartana juga menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan pendekatan kepada orang tua korban Kadek Redita (24) dan Putu Ayu Sumadi (18) serta juga memberikan penjelasan terkait kondisinya kedua anaknya.

Kini bayi kembar siam itu, ada di wilayah Denpasar di rumah keluarga orang tuanya karena dengan pertimbangan jika ada hal yang penting bisa cepat dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar.”Keluarga telah setuju untuk dilakukan rawat jalan atau dipulangkan dan pasien masih ada di Denpasar dengan pertimbangan kalau ada apa-apa lebih cepat bisa kerumah sakit atau tim kami yang datang kerumahnya bayi dimana bayi tersebut dinapkan. Itu yang sudah kami lakukan,” jelasnya.

Kemudian untuk saat ini, pihaknya belum mendapatkan laporan tentang bayi kembar siam itu. Namun, akan terus dikontrol kondisi bayi itu.”Sampai sekarang belum ada laporan kondisinya tapi mudah-mudahan tetap baik kondisinya,” ungkapnya.

Sudartana juga menjelaskan, sebelum dipulangkan kondisi jantung bayi siam itu masih baik dan memang selama dirawat sudah tidak perlu bantuan oksigen dan lainnya.

Kemudian, untuk berat badan bayi kembar siam yang diberi nama Komang Dita Ariyani dan Kadek Lianasari terus bertambah.”Kondisi berat badannya bertambah, pada  saat datang 33 (kilo gram) dan sekarang 62 (kilo gram).  Selama kita rawat memag semakin membaik kondisinya sudah bisa minum susu dan lainnya. Tentu kita melakukan pemeriksaan rutin dan pasti kita kontrol,” ujar Sudartana.

Seperti yang diberitakan, bayi kembar dempet tersebut merupakan anak pertama dari Kadek Redita dan Putu Ayu Sumadi. Bayi tersebut lahir melalui operasi cesar di RS Santi Graha, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, dengan kondisi sehat. Bayi lahir dengan berat 4,2 kg dan panjangnya 49 cm, Rabu (3/7) lalu, sekitar pukul 16.00 WITA.

Kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah pada Kamis (4/7) sekitar pukul 17.00 WITA, untuk mendapatkan penanganan lebih intensif dan selama perawatan  ditempatkan di ICU ruang Cempaka, RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. (KAC)).