
GIANYAR, Kanalbali.id – Wisatawan yang berkunjung ke Bali pasca COVID-19 cenderung memilih konsep pariwisata yang berkelanjutan dibandingkan pariwisata masif yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Anggota Tim Kampanye KemBali Becik, Saraswati Ratnanggana menuturkan bahwa setelah pandemi berakhir, semakin banyak orang yang ingin berlibur ke Pulau Dewata dengan spesifik tujuan yang tidak biasa. Misalnya, wisatawan tidak ingin pergi berlibur ke hotel besar dengan banyak rombongan, tapi lebih mengarah untuk liburan santai.
“Artinya mereka ingin tinggal di satu tempat dalam waktu yang lebih lama, ingin melihat alam lebih lama. Ini terlihat dengan mulai tumbuhnya bisnis yang menuju ke arah sana,” kata dia, Sabtu, (3/12/2022).
Menurut penuturan Saras, destinasi wisata yang berkelanjutan lebih banyak berada di daerah Ubud dan Canggu. Namun daerah yang jauh dari Denpasar, seperti Bali Utara juga memiliki beberapa destinasi yang lestari.

“Paling banyak di sekitar Ubud, Gianyar. Mulai dari toko-tokonya, supermarket ramah lingkungan dari masyarakat lokal dan di Canggu juga ada. Di luar itu, ada di Bali Utara yakni Dapur Bali Mula dan lebih banyak lagi potensi wisata berkelanjutan yang tersebar di Bali,” jelasnya.
Kampanye KemBali Becik sendiri di launching pada Januari 2022 untuk mendorong penerapan pariwisata hijau dan berkelanjutan. Setidaknya, terdapat 70 destinasi wisata yang bergabung dalam Green Pages untuk berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan di Bali.
“Kami tidak membatasi bisnis yang ingin bergabung menjadi bagian dari Green Pages, kalau mereka tertarik menjalani bisnis yang berkelanjutan bisa kami terima,” katakata dia.
Perempuan yang juga bagian dari Komunitas Lingkungan Kopernik ini menambahkan, destinasi wisata yang mulai memperhatikan keberlanjutan lingkungan berada pada berbagai segmen bisnis, mulai dari tempat penginapan, bisnis yang menawarkan pengalaman membuat produk ramah lingkungan, hingga tempat membeli oleh-oleh yang berkelanjutan.
“Di Bali banyak wisata berkelanjutan tanpa mengurangi pengalaman yang akan didapat, atau bahkan bisa lebih menyenangkan daripada biasanya. Selain itu, bisa ikut melestarikan alam. Memikirkan tentang komunitas, dan masyarakat juga,” sebutnya.
Adapun ia mencontohkan tiga destinasi yang menawarkan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Gianyar. Mulai dari tempat menginap di Mana Ubud, kemudian merasakan pengalaman membuat produk tempe ramah lingkungan di IniTempe, dan membeli oleh-oleh di toko Yasminida, Sukawati.
“Selama satu tahun kampanye ini digaungkan, kami melihat wisatawan domestik yang ingin liburan sambil menjaga lingkungan di Bali kebanyakan datang dari kota-kota besar, seperti Jakarta dan Jogja. Semoga kedepan lebih banyak wisatawan yang punya keinginan serupa untuk menjaga alam ini,” jelas Saras. (Kanalbali/LSU)
Be the first to comment