
BADUNG, kanalbali.id- Kasus penembakan WNA Australia memunculkan dugaan bahwa pelakunya cukup terorganisir. Dugaan itu disebutkan pengacara korban dalam jumpa pers, Selasa (24/6/2025).
“Para pelaku yang menurut kami sangat terorganisir,” kata Pahrur Dalimunthe selaku Kuasa Hukum.
Hal itu terindikasi dari pengetahuan pelaku bahwa korban kembali ke vila setelah makan malam, dan tak lama kemudian saat korban ingin istirahat, para pelaku datang secara tiba-tiba dan melakukan penembakan.
” Kemudian para pelaku datang secara membabi buta, dengan pistol dan tembakan yang sangat terencana. Artinya, sasarannya itu tepat memang tujuannya adalah untuk membunuh, bukan asal atau bukan cuma untuk menganiaya,” ujarnya.
“Kemarin kami baru dapat visumnya, diperlihatkan oleh dari pihak forensik. Memang lukanya terlihat jelas bahwa itu terencana untuk melakukan pembunuhan. Apalagi kalau di lapangan, kita lihat bahwa korban dikejar sampai ke kamar mandi kemudian ditembak berkali-kali,” lanjutnya.
Selain itu, para pelaku juga diduga sudah menyiapkan kendaraan untuk kabur ke Kamboja. Namun, sebelumnya para pelaku sempat menginap di hotel mewah di Jakarta, sebelum tertangkap di Bandara Soekarno Hatta dan di Singapura.
“Kami yakin bahwa ini terorganisir. Setelah melakukan penembakan mereka menggunakan berbagai mode transportasi secara sistematis untuk menghilangkan jejak. Bahkan, hingga mereka sampai ke luar negeri tujuannya Kamboja,” jelasnya.
“Menurut kami (pelaku) juga bukan sembarangan. Karena para pelaku juga menggunakan sesuatu yang sebenarnya bukan murahan. Transportasi yang digunakan juga cukup mewah. Kemudian kalau teman-teman juga tahu bahwa sebelumnya mereka juga di Jakarta nginap di hotel yang cukup mewah, sebelum akhirnya mereka mencoba kabur lewat Soekarno-Hatta,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, untuk hasil autopsi menunjukkan korban ZR tewas akibat luka tembak pada dada kiri yang tembus ke jantung.
“Untuk hasil autopsi nanti detailnya bisa ditanya ke polisi. Tapi kesimpulannya mati itu karena adanya luka tembak pada dada kiri yang mengenai jantung. Jadi memang (penembakannya) sudah terencana,” ujar Pahrur.
Pahrur juga menyampaikan, para pelaku ini terorganisir karena mereka menunggu korban kembali ke vila setelah makan malam. Kemudian, setelah beristirahat atau tertidur sebentar kemudian para pelaku datang untuk melalukan penembakan.
“Kemarin polisi juga menjelaskan bagaimana modus mereka mengganti transportasi sampai ke Jakarta dan sampai ke luar negeri. Itu kan sebenarnya kalau tidak direncanakan sebelumnya tidak mungkin sampai secepat itu pergerakannya dalam satu hari bisa keluar negeri,” ujarnya.
Sebelumnya, tiga pelaku asal Warga Negara Asing (WNA) Australia yang melakukan penembakan kepada dua WNA Australia bernama ZR (32) dan SG (35) telah diserahkan kepada kepolisian Polda Bali dan saat ini berada di Mapolres Badung, Bali.
Ketiga pelaku telah ditetapkan tersangka. Mereka, berinisial TPM (37), CT (23) dan DFJ (37). Kedua korban ZR dan SG menjadi korban penembakan di sebuah vila di Jalan Pantai Munggu Seseh, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (14/6). ( kanalbali/KAD )