Pecah Kemacetan, Menteri AHY Rencanakan Taksi Laut untuk Transportasi Publik

Perilaku kita masih “barbar” sebagai masyarakat. Di jalan, sopan santun sering hilang, seakan helm hanya formalitas dan lampu lalu lintas tak lebih dari hiasan kota.
Kepadatan pariwisata di wilayah Bali selatan menimbulkan sejumlah masalah, salah-satunya soal kemacetan - IST

BADUNG, kanalbali.id – Menko Infrastuktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merencanakan adanya transportasi umum seperti water taxi atau taksi laut sebagai salah satu transportasi umum di Bali.

Taksi laut nantinya bisa terhubung dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju beberapa kawasan wisata di Pulau Bali seperti Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, dan kawasan wisata lainnya di Pulau Dewata.

“Kita juga memikirkan bagaimana mengoptimalkan upaya penggunaan mode (transportasi) lainnya. Jadi inter mode ini juga penting, darat tentu tetapi kita juga harus lebih fokus pada publik transport, bukan kendaraan ke kendaraan pribadi,” kata Menteri AHY, di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (23/1).

“Tapi juga water taxi ini juga penting sekali, dan di beberapa negara juga ada konsep water taxi yang bisa menghubungkan antara Ngurah Rai dengan beberapa tujuan wisata termasuk ke arah Canggu ke utara dan lain-lain,” imbuhnya.

BACA JUGA:  AHY : Proyek Strategis Nasional Harus Dikaji Ulang

Sementara, ide tersebut muncul setelah pemerintah mengetahui bahwa penumpang saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai sering dihadapkan pada kondisi macet usai keluar dari Bandara Ngurah Rai.

“Ada beberapa masalah-masalah utama, bukan hanya kapasitas bandara. Tetapi, setelah penumpang turun keluar dari bandara ini seringkali dihadapkan kepada masalah kemacetan. Karena, memang padat sekali dan kita harus cari solusinya dan tadi dibahas selain mengurai kemacetan dengan melakukan slot manajemen yang lebih baik lagi waktunya juga bisa tepat semuanya dan selama 24 jam diatur dengan baik,” jelasnya.

Selain itu, jumlah penerbangan internasional yang melintas di Bandara I Gusti Ngurah Rai meningkat sampai 22 persen pada tahun 2024 lalu. Selain itu, setelah Bandara Soekarno-Hatta adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai tersibuk di Indonesia. Selain itu, di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
tercatat per tahunnya itu sekitar 23 hingga 25 juta penumpang.

“Ada pertumbuhan yang baik tadi dilaporkan pertumbuhan dari tahun sebelumnya peningkatan 22 persen ini dari penerbangan internasional dengan demikian kita berharap sekali lagi I Gusti Ngurah Rai bisa menjadi hub bukan hanya sekitar Bali tapi juga berbagai destinasi pariwisata super prioritas,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, kedepannya bisa mengoptimalkan dan meningkatkan kapasitas di Bandara Intenasional I Gusti Ngurah Rai tanpa harus membuat terlalu banyak terminal. Misalnya memperkuat sistem manajemen digitalisasi menggunakan Artificial Inteligence (AI) dan lainnya.

“Sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kapasitas hingga 32 juta penumpang per tahun. Ini yang kita kejar seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan dalam maupun luar negeri,” ujarnya. (KAD)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.