DENPASAR, kanalbali.id – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho mengatakan, kendaraan masuk dan keluar Pulau Bali, terutama di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana, Bali, akan meningkat dibandingkan hari biasa.
Ia menerangkan, proyeksi kendaraan masuk dan keluar Pulau Bali, terutama di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana, Bali, akan meningkat dibandingkan hari biasa.
“Kalau proyeksi jumlah kendaraan ada kenaikan, itu hampir 7 hingga 10 persen dari hari biasa. Dan dibandingkan dengan tahun yang lalu (2024), ada peningkatan juga, baik kendaraan barang termasuk juga kendaraan penumpang,” kata Irjen Agus, saat ditemui di Kantor Dirlantas Polda Bali, di Denpasar, Rabu (17/12).
Ia menyebutkan, pihaknya telah menggelar rapat dengan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang-Gilimanuk dan peningkatan kendaraan juga akan berimbas di Bandara Intenasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
“Jadi, diakumulasikan dan dipaparkan itu ada peningkatan 10 persen yang ini harus kita kelola. Termasuk juga imbasnya nanti adalah bandara di Bali dan berapa wisata yang hadir nanti akan kita lihat. Nanti kaitannya dengan parameter-parameter yang ada di lalulintas di Bali,” imbuhnya.
Untuk Operasi Lilin Nataru 2025-2026, mulai digelar dari tanggal 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Untuk arus kendaraan mulai padat di Pulau Bali diprediksi akan terjadi sebelum tanggal 20 Desember. Namun, puncaknya akan terjadi pada tanggal 24 Desember 2025.
“Tanggal 24 ini adalah puncak arus yang cukup signifikan. Baik itu dari Pelabuhan Gilimanuk, termasuk juga Pelabuhan-pelabuhan lain, termasuk di bandara. Ini sudah diprediksi semuanya,” jelasnya.
Kemudian, untuk antisipasi cuaca ekstrem seperti seperti bencana alam yaitu banjir dan longsor saat momen nataru, pihaknya telah memetakan empat klaster. Pertama mengelola jalan tol dan alteri atau jalan umum utama, termasuk jalan-jalan
alternatif.
Kemudian, menjamin keamanan di semua penyeberangan pelabuhan di Indonesia. Termasuk di Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
“Termasuk yang ada di luar Jawa. Ini harus dikelola. Terus yang ketiga adalah tempat-tempat ibadah, gereja, tempat-tempat wisata, dan sebagainya. Itu yang harus kita amankan. Termasuk juga mungkin pada saat nanti perayaan tahun barunya,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dalam Operasi Lilin Nataru 2025-2026 ini ada beberapa cara bertindak. Ada skenario tata kelola manajemen lalulintas dan begitu arus lalulintas padat agar cepat dialihkan arusnya. Seperti, melakukan contra flow atau sistem rekayasa lalulintas dan bahkan bila perlu one way atau satu arah.
Kemudian, jika terjadi kontingensi atau kondisi ekstrim cuaca, seperti banjir, longsor, itu sudah disiapkan rencana emergency. Contohnya, bila terjadi ombak yang besar ke Perairan Ketapang-Gilimanuk, tidak bisa dilakukan penyeberangan, dan kapal tidak bisa operasional kapal itu sudah ada skenarionya.
“Ini sudah kita persiapkan.Jadi emergency cara bertindaknya sudah kita siapkan. Apakah kita, siapkan bubble zone, apakah
kita persiapkan rest-rest area untuk menyimpan kendaraan yang tidak bisa menyeberang,” ujarnya.
“Nah ini kemarin sudah dipaparkan di ASDP Ketapang. Jadi peningkatan kendaraan barang itu 10 persen masih bisa dikendalikan. Syukur-syukur, kita berdoa semoga alam bersahabat dengan kitakondisinya terkendali,” ujarnya. (kanalbali/KAD)


