Usai Kongres PDIP, Megawati Melayat ke Kediaman Walikota Denpasar

Megawati saat melayat di rumah duka di Banjar Saba, Penatih, Denpasar, sekitar pukul 11.00 Wita, Senin (4/8) - IST
Megawati saat melayat di rumah duka di Banjar Saba, Penatih, Denpasar, sekitar pukul 11.00 Wita, Senin (4/8) - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Usai Kongres PDIP di Bali, Megawati Soekarnoputri melayat ke rumah duka Ni Jero Samiarsa, ibunda dari Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Megawati tiba di rumah duka di Banjar Saba, Penatih, Denpasar, sekitar pukul 11.00 Wita, Senin (4/8). Terlihat Megawati mengenakan baju berwarna putih, dan didampingi oleh putranya, Prananda Prabowo dan mantan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Kedatangan, Megawati disambut oleh Jaya Negara dan mantan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau Bintang Puspayoga.

Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, kedatangan Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Bapak Hasto Kristiyanto termasuk juga Prananda Prabowo beserta istri dan jajaran DPP PDIP setelah Kongres PDIP di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

“Karena kami di PDI perjuangan tanggal 1 hingga 2 Agustus 2025, melaksanakan kongres PDI Perjuangan. Dan, bertepatan hari ini prosesi pengabenan dari ibunda Bapak Wali Kota dan Ibundanya Bintang Puspayoga,” kata Arya Wibawa.

Ia juga menyampaikan, bahwa Ketua Umum Megawati telah berada di Pulau Bali sejak tanggal 29 Juli 2025 untuk menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) dan juga Kongres PDIP di Nusa Dua, dan saat ini Megawati menyempatkan diri untuk melayat ke rumah duka Ni Jero Samiarsa, ibunda dari Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.

“Mungkin karena bertepatan waktunya juga jadi menyesuaikan. Karena Ibu (Megawati) sebelum tanggal 1, kalau tidak salah tanggal 29 (Juli) sudah ada di Bali,” imbuhnya.

Ia juga menyatakan, kesan Ketua Umum Megawati melihat almarhum Ni Jero Samiarsa adalah seorang perempuan yang gigih.

“Almarhum Ibu Jero Samiarsa ini berangkat dari seorang penjual banten (sarana upacara keagamaan) yang begitu gigih, simbol kegigihan seorang wanita yang menghidupi keluarga dan anak-anaknya, itu semua dihidupi melalui menjual banten,” ujarnya.

“Itulah bentuk kegigihan dari seorang perempuan Bali yang harus kita teladani, begitu semangatnya sampai melahirkan (anak-anaknya) menjadi seorang menteri, wali kota dan juga putra beliau yang paling kecil duduk di DPRD Provinsi. Begitu gigihnya seorang perempuan berjuang untuk menghidupi dan memberi bimbingan ke anak-anaknya,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa semua orang tau sejarah lahirnya PDIP di Bali berangkat dari Puri Satria Denpasar, dan saat itu sosok Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang merupakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia periode 2014-2019 tentu dekat dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Tokoh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memiliki istri I Gusti Ayu Bintang Darmawati juga dikenal atau Bintang Puspayoga yang kini masuk jajaran DPP menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak periode 2025–2030.

“Kita semua tahu, tidak hanya di Denpasar tetapi PDI Perjuangan Bali mengetahui semua bagaimana sejarah lahirnya PDI Perjuangan di Bali, berangkat dari Puri Satria, yang mana kebetulan juga Puri Satria itu ada sosok Anak Agung Puspayoga dan juga suami dari Ibu Bintang Puspayoga,” ujarnya.

“Kalau bicara kedekatan, sejarahnya PDI Perjuangan lahir di Bali, berangkat dari Puri Satria. Kemudian sekarang Ibu Bintang Puspayoga dipercaya lagi sebagi salah satu ketua di DPP PDI Perjuangan,” ujarnya. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?