Wamen Riza Patria Tegaskan Perlunya Kemajuan Desa untuk Keadilan Global

Disampaikan saat membuka membuka Simposium ASEAN–China–UNDP ke-7 di Bali

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria bersama Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Komunitas dan Korporasi, Nararya Sanggramawijaya Soeprapto (kanan) dalam jumpa pers usai secara resmi membuka Simposium ASEAN–China–UNDP ke-7 di Bali - RFH

DENPASAR, kanalbali.id – Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria, secara resmi membuka Simposium ASEAN–China–UNDP ke-7 di Bali, Senin (19/5/2025).

Dalam acara itu dia menegaskan perlunya pembangunan wilayah pedesaan sebagaimana komitmen pemdrintah Indonesia.  “Ketika desa maju, dunia akan ikut bergerak menuju keadilan,” tegasnya.

Acara ini mengusung tema “Melokalkan Tujuan Global: Strategi Implementasi SDGs,”yang diharapkan menjadi ajang kolaborasi konkret lintas negara dan sektor, menyatukan komitmen ASEAN, Tiongkok, dan UNDP dalam memperkuat pembangunan desa sebagai fondasi keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi inklusif.

Digelar atas dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk ASEAN dan ASEAN-China Cooperation Fund (ACCF). Indonesia tak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga memimpin arah kerja sama regional.

BACA JUGA: Film ROOTS Kritisi Pariwisata Bali, Popo Danes Sebut Kesempatan Berefleksi

Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto: membangun dari desa dan dari bawah. Komitmen tersebut diterjemahkan dalam langkah nyata.

Menteri menyebutkan beberapa langkah nyata antara lain, pertama Integrasi SDGs ke dalam Indeks Desa sebagai sistem satu data nasional berbasis status dan kebutuhan desa.

Kedua, penguatan koperasi desa di 80.000 desa/kelurahan sebagai pusat layanan ekonomi dan sosial.

Ketiga, pemberdayaan perempuan desa melalui program afirmatif dan inklusif.

Keempat, ketahanan pangan berbasis desa, menuju swasembada beras secara nasional.

Simposium ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkuat inisiatif ASEAN Villages Network (ASN), warisan utama keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023.

ASN yang kini berkembang menjadi platform kerja sama antar-desa di Asia Tenggara dalam pengembangan Desa Wisata, Desa Digital, dan One Village One Product (OVOP).

Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Komunitas dan Korporasi, Nararya Sanggramawijaya Soeprapto, menyatakan bahwa pembangunan berbasis komunitas adalah inti dari visi ASEAN 2025.

“SDGs hanya bisa tercapai jika kita mampu menjembatani kesenjangan antara kebijakan pusat dan realitas di desa. Simposium ini memperkuat komitmen bersama untuk menjadikan pembangunan lebih mendekat ke rakyat,” ujarnya.

Kerja sama ASEAN dengan Tiongkok dan UNDP dalam bidang pembangunan berkelanjutan telah berlangsung sejak 2016.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kemitraan yang diperluas melalui dukungan ASEAN-China Cooperation Fund (ACCF), yang mendorong penguatan kapasitas dan inovasi di tingkat akar rumput.

Peserta simposium juga melakukan kunjungan lapangan ke Desa Wanagiri, salah satu contoh praktik baik pembangunan desa di Indonesia yang menggabungkan pelestarian lingkungan, ekonomi lokal, dan pemberdayaan perempuan. ( kanalbali/RLS/RFH )

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.