Jadi Alat Pembayaran Masa Kini, Ini Untung dan Rugi Pakai Dompet Digital

pixabay by kreatikar

DOMPET digital alias e-wallet semakin sering digunakan oleh masyarakat untuk melakukan pembayaran dan transaksi keuangan lainnya. Bahkan menurut Denny Abal, seorang key opinion leader, bisa dikatakan dompet digital adalah alat pembayaran masa kini.

“Sekarang apa aja bayarnya pakai dompet digital. Belanja online, bayar pake shopeepay. Naik ojol, bayar pakai gopay. Beli makanan online, bayarnya Ovo,” tutur Denny dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin 29 November 2021.

Denny mengatakan ada beberapa alasan mengapa penggunaan dompet digital begitu marak saat ini. Pertama, tentu saja karena praktis. Tidak perlu lagi menggunakan uang kertas dan menunggu kembalian, menempelkan kartu sudah bisa untuk membayar tiket kereta hingga belanjaan di minimarket.

Kedua, dompet digital memberikan beragam kemudahan. Bagi pemilik toko online misalnya, penggunaan dompet digital membuat transaksi yang masuk dan keluar tercatat dengan rapi.

“Jadi bisa ketahuan kan hari ini belanja keluar berapa duit. Ternyata sudah mau mendekati budget nih, yaudah besok ditahan dulu jajannya. Kan enak ketahuan uang yang kita pakai larinya ke mana saja,” tambah Denny.

Tak hanya itu, ragam inovasi dan promo yang ditawarkan juga membuat penggunaan dompet digital semakin menguntungkan. Apalagi di tanggal cantik seperti 11.11 atau 12.12 mendatang, di mana promo belanja online akan bertebaran.

Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital

Namun dibalik beragam keuntungan tersebut, terselip juga ancaman kerugian. Denny mengatakan terkait promo 11.11 dan 12.12, bisa membuat seseorang membeli barang yang sebetulnya tidak ia butuhkan.

“Nah jadinya kan boros, gara-gara transaksi gampang dan ada promo,” tutur Denny.

Kendala lain penggunaan dompet digital adalah akses internet. Ini akan menjadi masalah besar terutama di daerah-daerah dengan akses internet yang sulit.

Selain akses internet, ancaman kerugian lainnya adalah saldo yang tertahan di dalam dompet digital. Sebab, tidak semua dompet bisa ditransfes ke rekening bank lainnya.

“Belum lagi risiko sistem eror atau penipuan kejahatan siber. Makanya sebelum menggunakan dompet digital, harus perlu tahu dulu untung dan risikonya,” kata Denny.

Selain Denny, hadir juga sebagai pembicara dalam webinar ini Chris Jatender (Kaprodi STTI), Gabrillianty Nastiti (Spv Accounting Analyst), dan Iskandar (Dosen FISIP UMMAT).

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.