
PERKEMBANGAN dunia digital semakin hari semakin tak terbendung dan menuntut kecerdasan atau literasi digital untuk mengimbangi kesempatan berkembang juga hal-hal buruk yang mengikutinya.
Hal itu dikatakan oleh I Dewa Gede Budi Utama, S.Pd, M.Hum Dosen Universitas Pendidikan Ganesha, dalam webinar di Buleleng, Bali Rabu 30 Juni 2021.
Menurutnya kemajuan dunia digital menuntut dorongan literasi yang massif yang melibatkan banyak pihak dan upaya sistematis.
“Dalam interaksi di dunia digital kesadaran atas perbedan budaya rendah, sehingga penting menerapkan literasi digital di usia dini,” ujar Dewa Gede Budi Utama.
Lebih lanjut dikatakannya masyarakat cenderung atau sering menilai budaya orang lain dengan perspektif kita sendiri. Sementara dalam lingkungan juga sulit memahami budaya atau konteks lain. Padahal di dunia digital interaksi lebih kompleks karena interaksi dua arah dengan orang lain tidak langsung terasa dan ini yang kerap diabaikan.
“Makian yang ditulis di medsos saat ditulis orang mudah saja terjadi padahal makian kita berpengaruh besar dan ini sering diabaikan,” imbuhnya.
Ditambahkannya, kadang pengguna digital merasa banyak tahu, merasa benar sendiri karena berada di lingkungan yang memiliki pandangan yang sama.
“Pengetahuan diperoleh dari lingkungan. Oleh karenanya, penting sekali memilih lingkungan yang positif,” jelasnya.
Untuk itu penting juga menambah pengetahuan tekhnologi dalam hal ini tekhnologi internet. Karena dalam literasi digital seseorang harus memiliki sensitifitas dan memahaki bahwa dunia nyata itu harus diperlakukan sema dengan dunia maya.
Ia juga membeberkan sejumlah penyebab bterjadinya konflik dalam ruang digital. Diantaranya adalah misinterpretenosentri atau merasa paling benar sendiri. Selain itu sifat streotipe atau mudah menggeneralisir dan berprasangka juga memicu konflik.
“Banyak gegar budaya atau culture shock dalam interaksi digital yang bisa menimbulkan konflik. Dunia medsos tak seperti dunia media massa mainstream yang memili kaidah kaidah kepatutan yang bermanfaat yang ditonjolkan. Saat ini semua apa apa diangkat di medsos. Semua bisa menjadi produsek teks. Yang dianggap penting adalah yang viral bukan yang bernilai manfaat sehingga kualitas menjadi taka da standarnya.”
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (Kanalbali/RLS)b