
TABANAN, kanalbali.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tabanan, I Nyoman Arnawa, menemukan ada dua siswa yang sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) masih tidak bisa lancar membaca.
Arnawa menyampaikan, untuk siswa SMA yang lulus yang diketahui tidak lancar membaca ada dua orang, ialah seorang laki-laki dan perempuan, dan keduanya sebenarnya tidak lancar membaca sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Tidak cakap membaca atau tidak lancar membaca. Saya ketahui itu waktu dia SMP dan saya tanya bunyinya, ini apa bacaannya, dia tidak lancar membaca. Kalau dia memang dibilang misalnya ada kelainan, saya rasa sih tidak, orangnya sehat-sehat kayak orang biasa saja,” kata Arnawa, saat dihubungi Kamis (15/5).
Ia mengetahui, bahwa kedua siswa tersebut tidak lancar membaca sejak duduk di bangku SMP, karena kedua siswa itu berasal dari kampungnya. Namun, dia juga kaget setelah lulus SMA keduanya masih belum lancar membaca.
“Sekarang kan orangnya sudah tamat SMA. Baru-baru ini saya ketemu dengan keluarganya dan (pamannya bilang ) masih belum lancar membaca. Jadi orangnya tidak cakap membaca tapi bisa main handphone. Inilah yang kita tidak mengerti, gimana itu kira-kira,” jelasnya.
Kedua siswa itu, sejak SMP dan SMA menempu pendidiknya di salah satu sekolah di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, dan keduanya baru tamat SMA tahun ini.
Pihaknya menduga, bahwa selain kedua siswa itu masih banyak siswa-siswa sekolah yang belum lancar membaca di Tabanan.
“Kalau dengan analisa-analisa kita, kayaknya masih banyak siswa-siswa yang begitu. Maka, saya kasih tau orangtuanya kalau diajarin sama gurunya mungkin agak keras atau apa, nggak usah orangtuanya marah atau apa. Kasihan anak-anak begitu dong,” jelasnya.
Ia juga heran, jika memang mereka tidak bisa membaca kenapa bisa lulus SMA dan itu menjadi persoalan.
“Itu persoalannya katanya tidak boleh (lulus kalau belum lancar membaca). Kan ada program begitu, katanya tidak boleh tidak menaikkan anak murid. Saya dengarnya begitu,” jelasnya.
Pihaknya berharap dengan adanya temuan itu, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan dan Dinas Pendidikan Tabanan serta guru-guru di sekolah segera mencari solusi.
“Harapan saya, kira-kira apa solusinya, apa caranya bagi guru-guru ini, apakah ada kelalaian guru, apakah ada misalnya tidak beres di sekolah atau seperti apa. Ini harus dicarikan solusi, harus dicarikan cara-cara jangan sampai banyak anak didik kita anak bangsa kita seperti itu. Ini dinas-dinas terkait yang harus bertanggungjawab dengan murid-murid seperti itu mencarikan solusi-solusinya,” ujarnya. ( kanalbali/KAD )
Be the first to comment