27 Ribu Orang Meninggal Dunia Gara-gara Lakalantas, Indonesia Dapat Teguran WHO

BADUNG, kanalbali.id – Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel), Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigjen Pol Drs Ery Nursatari menyampaikan, per tahun ada sekitar 27 ribu orang meninggal dunia di Indonesia karena kecelakaan lalulintas.

Hal tersebut, disampaikan saat melakukan kampanye atau sosialisasi tertib berlalulintas bagi pengendara motor yang berkerjasama dengan PT Jasa Raharja, di Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (8/8) sore.

“Setahun kita itu sampai 27 ribu meninggal (karena Lakalantas). Jadi satu jam, tiga orang meninggal di seluruh Indonesia,” kata Brigjen Nursatari.

BACA JUGA: Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Turis Korea Selatan Rusak Pura di Karangasem

Ia menerangkan, bahwa penyebab kecelakaan lalulintas di Indonesia rata-rata karena faktor dari manusianya. Dan paling tinggi lakalantas adalah roda dua. Selain itu, tingginya orang meninggal dunia di Indonesia karena lakalantas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat memberikan teguran.

“Rata-rata semua itu faktor manusia. Dan roda dua paling tinggi. Makanya kami berusaha dengan Jasa Raharja karena merasa kita ini sudah ditegur oleh WHO, kenapa Indonesia kok tingkat fatalitas-nya cukup tinggi. Kita semua stekholder, baik Jasa Raharja, kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan segala macam dituntut untuk menekan angka kecelakaan,” imbuhnya.

Ia juga menyatakan, bahwa kecelakaan lalulintas yang tinggi rata-rata berada di kota-kota besar seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Di tempat yang sama Munadi Herlambang
selaku Direktur Hubungan Kelembagaan PT. Jasa Raharja mengatakan, untuk kecelakaan lalulintas memang mengalami peningkatan setiap tahun dari 15 hingga 17 persen,”Meningkat setiap tahun angkanya naik sekitar 15 dan 17 persen,” ujarnya.

Selain itu, dana santunan kecelakaan lalu lintas yang telah disalurkan Rp 1,5 triliun sepanjang tahun 2022,”Untuk santunan kecelakaan mayoritas di roda dua untuk umurnya di 15 sampai 40 tahun usianya. (Nominalnya) Rp 1,5 triliun di tahun 2022,” ujarnya. (kanalbali/KAD)