
UBUD, kanalbali.id – Lima tokoh Bali yang dinilai berperan dalam pengembangan kebudayaan yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mendapat Anugerah Sastra Saraswati Sewana Nugraha 2025 dari Puri Kauhan, Ubud.
“Tahun ini dikaitkan dengan tema Festival, yakni Brahmasara Bhawana Mukti atau Teknologi untuk Kemajuan Peradaban”, kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana dalam jumpa pers, Jumat (27/6/2025).
Adapun kelima tokoh itu adalah (Alm.) I Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman multitalenta yang juga termashur sebagai undagi serta arsitek.
Koster Puji Karya Ngusaba Kelapa di Desa Timpag Tabanan, Kearifan Lokal yang Wajib Dilestarikan
Kemudian (Alm.) Ir. Tjokorda Raka Sukawati, seorang insinyur penemu kontruksi Sosrobahu dalam pembangunan jalan layang.
Tips Hindari Investasi Online di Era Digital
“Yang belum banyak dikenal adalah (Alm.) Ir. Ida Bagoes Oka, insinyur pertama di Bali yang lulu dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ada juga (Alm.) Ida Bagus Putu Tugur, seorang seniman dan arsitek dengan karya monumental seperti Taman Werdhi Budaya Art Centre Denpasar dan Monumen Bajra Sandhi, Renon
Sementara itu yang juga akan mendapatkan penghargaan adalah pematung Nyoman Nuarta.
“Karya-karya Nuarta memiliki akar yang kuat pada tradisi Bali, tetapi perwujudannya melibatkan pemahaman mengenai teknologi masa kini,” kata Ari Dwipayana.
Festival Sastra di Ubud
Penghargaan dari Yayasan Puri Kauhan Ubud itu terkait dengan Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 untuk kelima kalinya yang akan digelar pada 10–14 Juli 2025, di Taman Sanggingan Ubud.
Tema “Brahmasara Bhawana Mukti: Teknologi untuk Kemajuan Peradaban” dipilih sebagai respons atas perkembangan pesat sains dan teknologi yang turut memengaruhi peradaban Bali.
Ari Dwipayana, menjelaskan bahwa era disrupsi teknologi—mulai dari artificial intelligence (AI), big data analytics, hingga Internet of Things (IoT)—telah memengaruhi cara hidup dan budaya masyarakat Bali.
“Kemajuan teknologi, khususnya melalui Revolusi Industri 4.0, telah mengubah lanskap sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan, termasuk di Bali,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, festival dibuka dengan Dharma Panuntun, sebuah sesi spiritual untuk menggali nilai-nilai luhur Bali dari manuskrip dan warisan lisan leluhur. Acara ini menghadirkan tiga Wiku terkemuka, yakni Ida Pedanda Gede Purwa Dwija Singarsa, Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana, Ida Pedanda Gede Nyoman Putra Talikup dengan moderator Ida Bagus Oka Manobhawa.
Dalam rangkaian festival, akan digelar Pameran Brahmasara Bhawana Mukti yang mempertemukan seniman, undagi, pande, sangging, hingga penggiat teknologi AI. Festival ini juga melibatkan Pangusada Bali, universitas, UMKM, serta stakeholder lainnya.
Tak hanya itu, akan diselenggarakan Kompetisi Seni Pertunjukan Berbasis Teknologi, yang mendorong seniman muda Bali untuk berinovasi melalui seni yang terintegrasi dengan teknologi digital.
Sebagai penutup, festival akan menggelar peluncuran buku “Brahmasara Bhawana Mukti” dan pementasan karya seni terbaik dari kompetisi seni pada awal Desember 2025.
Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 menjadi wadah penting untuk meneruskan nilai-nilai luhur budaya Bali kepada generasi muda. Dengan memadukan nilai tradisional dan teknologi modern, festival ini mendorong kebudayaan Bali agar tetap relevan dan berdaya saing di era digital global. (kanalbali/RFH)