Hilal tak Terlihat di Bali, Warga Diminta Tunggu Sidang Isbat

emantauan rukyatul hilal atau bulan saat matahari terbenam di Pulau Bali, untuk menentukan awal Ramadan 1446 H pada Jumat (28/2) sore - IST
emantauan rukyatul hilal atau bulan saat matahari terbenam di Pulau Bali, untuk menentukan awal Ramadan 1446 H pada Jumat (28/2) sore - IST

BADUNG -tWarga Bali siminta mengikuti hasil sidnag isbat setelah emantauan rukyatul hilal atau bulan saat matahari terbenam di Pulau Bali, untuk menentukan awal Ramadan 1446 H pada Jumat (28/2) hasilnya belum terlihat.

Pemantauan rukyatul hilal dilaksanakan di Pantai Patra Jasa, di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Bali dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah lll Denpasar, Bali.

Pemantauan hilal dilakukan dengan dua alat teleskop dan hingga pukul 18.40 WITA rukyatul hilal saat diteropong belum muncul atau tidak terlihat.

“Sudah kita laksanakan dan kita di Bali tidak dapat melihat. Cuaca yang ada sangat cerah sesungguhnya. Tetapi memang karena dari tinggi hilal sudah 3,75 derajat, kemudian elongasi 4,26 derajat sehingga hilal tidak tampak di Provinsi Bali,” kata Abu Siri Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kanwil Kemenang Provinsi Bali.

BACA JUGA: Berbarengan Nyepi, Kemenag Bali Tak Pantau Hilal Idul Fitri 2025

Ia menerangkan, bahwa pemantauan hilal dilaksanakan 18 menit dari pukul 18:40 WITA hingga pukul 18:58 WITA hilal belum terlihat.

“Sekitar 18 menit. Kita amati sampai terakhir habis waktunya dan bulan tidak tampak. Terlihatnya pengamatannya dari 18.40 WITA sampai terakhir pengamatan 18 menit tidak kelihatan,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, untuk selanjutnya bahwa masyarakat diminta untuk menunggu sidang isbat penetapan awal Ramadan 1446 H pada hari ini.

“Selanjutnya menunggu sidang isbat yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta,” ujarnya.

Sementara, Ein Nuzulul Laily selaku Ketua Pokja Manajemen Operasi Geofisika BBMKG Wilayah III Denpasar mengatakan, bahwa memang cuaca di sini cukup cerah.

“Namun kenapa tidak terlihat, karena untuk ketinggian hilal sendiri itu masih di 3,75 derajat dan itu potensi untuk terlihatnya kecil, kalau dari alat kami,” ujarnya.

Ia menyebutkan, bahwa hilal biasanya terlihat di ketinggian 6 hingga 7 derajat tetapi untuk saat ini ketinggian hilal 3,75 derajat sehingga tidak terlihat.

“Untuk yang pernah kami alami itu kita pernah di 6 derajat, kalau di sini pernah itu 7 derajat juga lalu kita pernah juga di daerah Mataram (NTB),” ujarnya.

Laily juga menyampaikan, kemungkinan hilal akan terlihat di Aceh yang ketinggian hilalnya sekitar 4,6 derajat.

“Kalau di Aceh sendiri itu untuk tingginya sekitar 4,6 derajat kalau enggak salah, seharusnya bisa terlihat dan kemungkinan terlihatnya lebih besar dan elongasi
pun lebih dari 6 derajat,” ujarnya ( kanalbali/KAD )

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.