Guru Les Bahasa Inggris Borong Buku Anak pada Pameran Big Bad Wolf di Kuta

Guru bahasa Inggris yang borong buku pada pameran di Kuta - IST
Guru bahasa Inggris yang borong buku pada pameran di Kuta - IST

BADUNG, KanalBali.id — Pameran buku internasional Big Bad Wolf (BBW) 2025 resmi digelar di Mal Discovery, Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung, Bali, sejak Kamis (31/7/2025).

Pameran yang diklaim sebagai bazar buku internasional terbesar di dunia ini akan berlangsung hingga 10 Agustus 2025, mulai pukul 10.00 hingga 23.00 WITA setiap hari.

Salah satu pengunjung yang memanfaatkan pameran tersebut adalah Dea, seorang guru les bahasa Inggris. Ia datang khusus untuk mencari buku-buku bacaan anak sebagai penunjang kegiatan belajar di tempat les yang ia kelola. “Buat tempat les,” ujarnya singkat saat ditemui di lokasi pameran.

Menurut Dea, gelaran seperti BBW sangat penting dan seharusnya lebih sering diadakan. Ia menyambut baik penyelenggaraan pameran ini karena memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan buku-buku murah dan bermutu, terutama buku anak-anak berbahasa Inggris yang jarang tersedia di pasaran lokal.

“Harusnya kan lebih banyak lagi ya pameran buku-pameran buku seperti ini. Jadi, bagus banget sih,” ujarnya. Ia mengaku selama ini pameran buku semacam ini masih tergolong langka, padahal kebutuhan akan buku semakin tinggi. Selain mendukung kegiatan belajar, buku-buku yang menarik dan terjangkau juga diyakini mampu menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak.

Dea menilai harga buku di BBW cukup terjangkau jika dibandingkan dengan harga buku di toko-toko konvensional. “Lumayan sih. Kayaknya bagus kalau saya lihat dibanding buku-buku lainnya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertamanya berkunjung ke BBW. Sebelumnya, ia pernah datang ke pameran serupa di Yogyakarta. “Kemarin sudah pernah, di Jogja juga sudah pernah,” tuturnya.

Dalam kunjungannya kali ini, Dea fokus mencari buku anak-anak atau children books sebagai bahan ajar. “Buku children books sih,” jawabnya saat ditanya jenis buku yang ia cari. Menurutnya, buku anak-anak di BBW tergolong lengkap dan bervariasi.

Suasana pameran buku di Kuta, Bali - IST
Suasana pameran buku di Kuta, Bali – IST

Dea menilai, salah satu keunggulan BBW dibanding pameran lain adalah banyaknya pilihan buku internasional. “Kalau di pameran lainnya sih, biasanya lebih banyak buku terbitan Indonesia. Kan, kadang-kadang buku-bukunya terbatas,” ujarnya. Sementara di BBW, ia menemukan lebih banyak buku impor yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya materi pembelajaran.

Meski begitu, Dea mengakui bahwa belum semua anak didiknya fasih berbahasa Inggris. “Ada yang sudah fasih, tapi juga ada yang belum fasih berbahasa Inggris,” katanya, merujuk pada kondisi murid-muridnya. Oleh karena itu, ia tetap harus cermat dalam memilih buku yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Ia juga menyoroti soal akses bacaan yang masih menjadi tantangan di Indonesia. “Akses buku, bagi banyak orang, susah. Terus, sekarang juga orang susah punya waktu baca,” ucapnya. Dalam kondisi seperti itu, Dea menilai pentingnya memilih buku-buku yang menarik agar anak-anak bisa lebih mudah tertarik membaca.

Strategi yang ia terapkan adalah memilih buku-buku yang memiliki daya tarik visual serta konten yang berdampak positif. “Dengan buku-buku yang sudah berdampak, terus dikembangkan ke bahasa Inggris,” jelasnya. Menurutnya, buku anak-anak yang bagus harus mampu merangsang minat dan rasa ingin tahu, sambil tetap mendidik.

Ia juga mencari buku jenis montap atau flip book, yang dikenal memiliki elemen interaktif, seperti bisa dibuka tutup atau dilipat dalam bentuk tertentu. “Iya, kami juga nyari yang montap,” ucapnya. Buku-buku jenis ini, menurut Dea, terbukti efektif dalam membangun antusiasme membaca pada anak-anak.

Pameran BBW Bali 2025 memang menjadi ajang yang ditunggu-tunggu para pecinta buku. Tidak hanya menawarkan diskon besar hingga 90 persen, pameran ini juga menghadirkan ribuan judul buku impor dalam berbagai kategori, mulai dari fiksi, nonfiksi, buku anak, hingga buku edukasi dalam bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.

Dea, sebagai seorang guru, mengaku senang bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya koleksi buku di tempat lesnya. Ia berharap agar pameran buku seperti BBW bisa rutin digelar, baik di Bali maupun daerah lain di Indonesia. “Ya, makin banyak lagi sih, makin sering juga bikin pameran buku,” katanya penuh harap.

Dengan semangat literasi yang ia bawa, Dea menjadi contoh nyata bahwa upaya kecil, seperti memilih buku yang tepat untuk anak, bisa berdampak besar dalam membentuk generasi pembaca masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa membangun budaya baca bukan hanya soal menyediakan buku, tetapi juga soal menghadirkan buku-buku yang tepat di tangan yang tepat. (kanalbali/AWJ)

 

 

Apa Komentar Anda?