Ini Alasan Bintang Puspayoga Sebut Desember Bulan Spesial

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengunjungi Tempat Pemilihan Suara (TPS) 17 di Banjar Kertasari, Kelurahan Panjer, Denpasar, Bali, Rabu (9/12) - IST

DENPASAR- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan, di Bulan Desember adalah hari spesial bagi kaum perempuan. Alasannya?.

“Karena bulan Desember ini adalah bulan perjuangan perempuan dimana tepatnya tanggal 22 Desember ini adalah kita memperingati peringatan Hari Ibu,” kata Bintang di Denpasar, Bali, Rabu (9/12).

“Tanggal 22 Desember adalah hari yang tidak sekedar dipilih menjadi hari peringatan Hari Ibu. Kenapa, karena tanggal 22, tahun 1928 itu, adalah tonggak sejarah bagi kita perempuan. Karena di sana kongres perempuan pertama yang menghasilkan ide, pemikiran, inovasi, bagi kaum perempuan,” sambungnya.

Ia, juga berharap di moment Hari Ibu Nasional nanti mengembalikan makna daripada Hari Ibu. Karena, selama ini banyak persepsi masyarakat bahwa hari ibu ini adalah mothers day. Padahal adalah hari perjuangan pergerakan perempuan.

“Hari ibu ini, adalah momentum perjuangan pergerakan perempuan. Kita lebih banyak memberikan Focus group discussion (FGD) yang kita lakukan dan juga kegiatan-kegiatan dalam rangkaian hari ibu. Itu, satu poin yang kita ingin laksanakan di tahun 2020 ini,” ujarnya.

Ganjar Pranowo Puji Ide Kreatif Menteri Desa PDTT

Menteri Bintang juga mengungkapkan, bahwa harapan yang belum dicapai di Hari Ibu tahun 2020 ini adalah memperjuangkan perempuan yang mempunyai hak yang dengan laki-laki sesuai konstitusi.

“Kalau, ditanya apa sih harapannya yang belum tercapai di Hari Ibu. Inilah, yang kita ingin terus dorong bagaimana yang telah diatur oleh konstitusi, bahwa setiap perempuan, setiap warga negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama,” jelasnya.

Menteri Bintang juga menyebutkan, bahwa antara laki-laki dan perempuan masih ada kesenjangan dan masih ada anggapan bahwa wanita itu lemah.

“Sebagian orang mengatakan perempuan itu lemah, bukannya perempuannya yang lemah tapi konstruksi sosial yang menyebabkan dia (perempuan) lemah,” ujarnya.

“Kalau boleh jujur, budaya patriarki masih kental. Inilah yang kita (ingin) kikis dan (bisa) sekuat dari bapak-bapak, para kaum laki-laki. Kita berjalan bersama-sama memberikan dorongan kepada perempuan untuk berkiprah, tidak hanya di dunia domestik tapi juga berkiprah di dunia publik,” ujar Menteri Bintang. (KAD)

Apa Komentar Anda?