JAKARTA, kanalbali.id – Aksi Rabuan PRT, sebuah aksi yang dilakukan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) setiap hari Rabu di depan DPR RI, Senayan, Jakarta kembali digelar pada Rabu, 22 Februari 2023. Aksi kali ini mengambil tema “Dapur yang Sunyi.”
Para PRT di tengah hujan deras di Jakarta membawa dan memasang panci, wajan dan alat memasak lainnya di pagar depan Gedung DPR RI.
Pemasangan alat masak ini mengandung 2 arti. Pertama, bahwa selama ini PRT bekerja secara sunyi di dapur-dapur para pemberi kerja, kerja-kerja domestik menyiapkan makanan yang selama sering diabaikan sebagai kerja. Padahal menyiapkan makanan merupakan kerja penting yang dilakukan untuk manusia.
BACA JUGA: Jelang Pemilu 2024, Koalisi Lawan Disinformasi dan Ujaran Kebencian Dideklarasikan
Kedua, aksi memasang alat masak ini untuk memberitahukan pada DPR terutama Ketua DPR, Puan Maharani untuk melihat apa yang dikerjakan para PRT, menyiapkan makanan di dapur-dapur majikan/ pemberi kerja diantaranya para anggota DPR sebelum mereka berangkat kerja
Para PRT yang datang ke aksi ini datang dari Jabodetabek dan Karawang. Mereka datang ke DPR setiap hari Rabu untuk meminta DPR memperhatikan nasib-nasib perempuan wong cilik yang bekerja dalam dapur yang sunyi.
Saat ini RUU Perlindungan PRT sudah disetujui di Baleg DPR RI sejak 2,5 tahun yang lalu, namun sampai saat ini belum juga dibawa ke rapat paripurna DPR.
Koordinator JALA PRT, Lita Anggraini mengatakan aksi dapur yang sunyi ini semoga menjadi pengingat bahwa DPR terutama Ketua DPR masih punya pekerjaan rumah untuk mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).
“Para PRT ini adalah perempuan-perempuan wong cilik yang berasal dari Jabodetabek dan Karawang yang datang ke DPR setiap hari Rabu. Panas, hujan tidak menjadi halangan untuk menemui wakil rakyat. Kami akan terus menampakkan wajah-wajah kemiskinan kami pada DPR setiap hari Rabu.”
Aksi dapur yang sunyi para PRT ini menuntut DPR RI terutama Ketua DPR RI, Puan Maharani untuk mengesahkan RUU Perlindungan PRT. Kami semua TIDAK AKAN DIAM membiarkan DPR terus mendiskriminasi, membiarkan kekerasan dan perbudakan terjadi pada PRT di tanah air sendiri. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment