DENPASAR, kanalbali.id –
Kehadiran Rektor ITB Stikom Bali Dadang Hermawan di kancah politik bukan tanpa alasan yang jelas. Dia ingin melakukan pembenahan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang sudah digelutinya salama ini. Selain itu, menyalurkan aspirasi warga Bali terkait masalah itu.
Gayung pun bersambut. Saat bertemu Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dia pun mendapat janji akan ditempatkan di komisi X yang membidangi masalah pendidikan.
“Beliau menyambut baik kehadiran kalangan akademisi karena bisa menjadi thin-thank dalam membesarkan partai,” kata Dadang dalam diskusi di Kubukopi, Denpasar, Rabu (24/1/2024).
Dia menyatakan, sebenarnya sudah sejak tahun 2009 memikirkan kemungkinan berjuang melalui jalur politik. Namun baru pada pemilu kali ini dia memastukan terjun setelah mempertimbangkan berbagai kesiapan yang ada.
“Saya memilih Partai Demokrat karena merupakan partai nasionalis yang sesuai dengan basis pendukung saya yang beragam,” katanya.
Caleg DPR RI daerah pemilihan Bali dari Partai Demokrat denga nomor urut 4 itu menyatakan, salah-satu masalah penting di dunia pendidikan adalah masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) di Bali baru 31,94 persen.
Data tahun 2022 itu menyebut, APK pendidikan tinggi nasional 39,37 %. Bila dibanding dengan negara di ASEAN, angka ini terhitung lebih rendah. Padahal angka ini menjadi tolok ukur kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah bangsa.
Menurutnya, untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi di Bali bisa ditempuh dengan 2 cara, yakni memperbanyak quota beasiswa KIP Kuliah dan melalui program kuliah sambil magang di luar negeri.
“Soal bea siswa ini bisa diperjuangkan oleh anggota DPR RI. ITB STIKOM Bali pernah menyalurkannya saat Pak Koster berada di Komisi X,” katanya.
“Selama ini quota KIP Kulah untuk PTS dan PTN di Bali sangat timpang, rata-rata PTS dapat di bawah 50 orang tapi untuk PTN di atas 500 orang. Karenanya saya akan perjuangkan agar quota KIP Kuliah untuk PTS ditingkatkan minimal 100 orang,” ujar Dadang Hermawan.
Mengenai program kuliah sambil magang di luar negeri, menurutnya bisa didanai melalui APBN maupun secara mandiri bekerja sama dengan pihak ketiga atau lembaga perbankan. Kran ini harus dibuka agar menjadi daya tarik bagi perguruan tinggi, terutama PTS sehigga mampu manggaet mahasiswa baru yang lebih banyak dari sebelumnya. (Kanalbali/RFH)
Be the first to comment