
DENPASAR, kanalbali.id – Untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dal bertahan dan berinovasi pasca pandemi, Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dan STIMIK STIKOM Indonesia Denpasar melakukan pengabdian pendampingan.
Salah satunya adalah UMKM Jujukutan yang terletak di Jalan Pusaka I, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Selama ini UMKM Jejukutan memproduksi sayuran hidroponik dan membuat olahan dari sayur dan buah berupa jus sehat.
Internet Sehat dan Aman untuk Remaja
“Produksi sudah ada, tapi untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menjaga eksistensi usaha perlu adanya inovasi,” ungkap Dr. Ni Putu Nita Anggraini, S.E., M.M, ketua tim pendamping, Sabtu (1/10).
Atasi Penurunan Indeks Ketahanan Pangan, Kemendes PDTT Gagas Program Desa Peternakan Terpadu
Nita menambahkan, salah satu inovasi produk yang dihasilkan dari pendampingan ini adalah bubuk/powder sayur. Kelebihan powder sayur adalah mudah dibawa kemana-mana dan tahan lama.
“Powder sayur menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang tidak suka mengkonsumsi sayur secara langsung,” sambungnya.
Secara teknis pendampingan yang dilakukan ada tiga hal, yakni pendampingan membuat desain kemasan. Yang kedua pemberian bantuan kemasan botol, desain dan mesin pengering sayur. Serta yang ketiga yakni pemesaran.
“Nantinya powder sayur ini akan dijual pada marketplace secara langsung oleh UMKM Jejukutan itu sendiri, tegas dosen Managemen Fakultas Ekonomi Unmas Denpasar.
Dengan adanya inovasi produk ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan UMKM Jejukutan dan kebutuhan masyarakat akan nutrisi dari sayur bisa terpenuhi dengan baik.
Tim Pendamping dari dua kampus ini terdiri dari tiga orang dosen, yakni Dr. Ni Putu Nita Anggraini, S.E., M.M, Dr. Ni Wayan Rustiarini, S.E., Ak., M.Si, dan I Ketut Sassu Budhi Satwam, S.Kom., M. Kom
“Untuk pendanaan pendampingan ini berasal dari Kemendikbudristek, dan pelaksana dari Unmas Denpasar dan STMIK STIKOM Indonesia,” pungkasnya.
Sementara, salah satu pengelola UMKM Jejukukan, Ketut Agus Ardiana mengaku sangat terbantu dengan program pendampingan ini. Dimana yang sebelumnya dia hanya bisa menjual secara manual produk berupa sayur hidroponik, kini sudah merambah ke produk lain seperti bubuk sayur yang dipasarkan melalui marketplace.
“Saya merasa sangat terbantu terutama dalam pemasaran. Semoga ini bisa semakin mengembangkan usaha kami,” jelasnya. (Kanalbali/rks)
Be the first to comment