Hari Anti Narkotika, Golose Beri Pesan Khusus pada Bandar Narkoba

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose dalam rangkaian memperingati Hari Antinarkoba Internasional (HANI) 2022 mengajak masyarakat Bali khususnya Indonesia untuk perang melawan narkotika.

“Tantangan kedepan, permasalahan narkotika ini bukan hanya permasalahan BNN RI. Tapi, adalah permasalahan kita semua, saudara dan saya,” kata Petrus, saat usia kegiatan malam renungan keprihatinan penyalahgunaan narkoba, di Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Minggu (26/6) malam.

Ia juga memberi pesan kepada para bandar khususnya di Indonesia akan menindak tegas mereka, terutama bandar yang berhubungan dengan organisasi crime. “Bandar No Way. Pokoknya pesan kepada bandar, terutama bandar di Bali yang berhubungan dengan organisasi crime, hati-hati, hati-hati,” ungkapnya.

BACA JUGA: Antisipasi Situasi Darurat, Bandara Ngurah Rai Gelar Latihan Water Rescue Bersama Basarnas Bali

Ia juga menyatakan, sebelum dirinya datang ke Pulau Bali untuk peringatan HANI 2022 yang di pusatkan di Bali, dirinya baru saja kembali dari South America dan bekerjasama dengan sejumlah negara untuk menangani pemberantasan narkotika.

“Sebelum saya datang ke Bali ini, saya barusan kembali dari South America. Saya, bekerjasama dengan Argentina, bekerjasama dengan Panama, di Panama ada 134 ton baru disita di Panama,” ujarnya.

“Bayangkan, kalau itu terdistribusikan ke dunia sehingga kita perlu bekerjasama. Permasalahan yang ada di Indonesia ini lebih banyak metamfetamina. Tapi, saya berpikir kedepan untuk mencegah dari keterpaparan menggunakan dari kokain ini, harus kita antisipasi,” jelasnya.

Peringatan Hari Anti Narkotika di Sanur, Bali – IST

Petrus kembali menyampaikan perkembangan kasus narkotika di Indonesia. Secara data prevalensi drug abuse di Indonesia naik 1,95 persen dalam kondisi Pandemi Covid-19. “Sebelumnya, kita itu 1,8 persen dari penduduk kita, berarti sekitar 3,4 juta (drug abuse). Kemudian, pada waktu Covid-19 ini (naik) 0,15 persen dan menjadi 1,95 persen dan jumlahnya bertambah menjadi 3,6 juta sekian,” ujarnya.

Namun, pihaknya untuk mengurangi drug abuse di Indonesia sudah melakukan program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) dan nantinya pihaknya akan menyiapkan tempat rehabilitasi bagi para pengguna narkotika yang menurutnya masuk dalam kategori bisa direhabilitasi.

“Sekarang, kita melaksanakan program yang disebut dengan intervensi berbasis masyarakat, kita siapkan nantinya. Mudah-mudahan Undang-undang segera berhasil kita loloskan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) inisiasi dari pemerintah,” ujarnya.

“Sehingga, kita bisa menyatakan bahwa nantinya drug abuse apabila sesuai Undang-undang itu kita tidak bawa kedalam proses penegakan hukum tetapi kita bawa kepada rehabilitasi, tetapi seluruh masyarakat dan stekholder harus siap menerima mereka,” tambahnya.

Kemudian, untuk fasilitas rehabilitasi di BNN RI sudah menyiapkan dan juga bekerjasama dengan IBM dan para stekholder lainnya. Terutama di Bali, karena di Bali ada beberapa fasilitas yang dibuat oleh asing untuk tempat rehabilitasi dan itu bisa dibuat contoh.

“Ada, beberapa fasilitas yang dibuat oleh orang asing untuk orang-orang asing yang mereka rehabilitasi di Pulau Bali. Dan ini, contoh yang akan kita sampaikan ke Indonesia dan dunia bahwa Bali juga siap untuk menerima rehabilitasi,” ujarnya.

“Untuk kerjasama juga saya nyatakan dengan Pemerintah Daerah bukan hanya di Bali tapi di seluruh Indonesia, banyak sekali kita kerjasama dengan Pemerintah Daerah. Ada, kategori untuk rehabilitasi jadi kalau ada yang volunteer (bisa) direhabilitasi, tapi ada yang memang harus mereka ikut penegakan hukum. Ada aturan yang kita siapkan,” ujarnya. (kanalbali/KAD)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.