
DENPASAR, kanalbali.id – Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) Kota Denpasar menggelar audiensi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Selasa (2/9/2025).
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Ketua PKHI Kota Denpasar, I Dewa Ayu Raka Sunari dan diterima langsung oleh Kepala Disdikpora Kota Denpasar, Drs. Anak Agung Gede Wiratama, M.Ag.
Ketua PKHI Kota Denpasar menyampaikan, tujuan kedatangan mereka untuk dapat dilibatkan dalam penanganan masalah kesehatan mental siswa maupun guru di lingkungan pendidikan. Menurutnya, dinamika di sekolah kian kompleks, mulai dari siswa yang ikut balapan liar, aksi demo, hingga terjerumus dalam kelompok genk motor.
Menghadapi masalah-masalah seperti itu, hipnoterapi dapat diterapkan sebagai metode untuk memberikan ketenangan dan mengajak untuk fokus pada kegiatan-kegiatan yang positif. “Tentunya untuk memperkuat ksehatan mental agar tetap dapat mengatasi tekanan apapun yang muncul dalam kehidupan,” sebutnya.
Kadis Disdikpora Kota Denpasar menyambut baik inisiatif PKHI. Ia menegaskan, persoalan mental tidak hanya dialami siswa, melainkan juga guru. Bahkan, tahun lalu seorang guru dikabarkan mengakhiri hidupnya akibat masalah pribadi.
“Kami siap melibatkan PKHI untuk mendampingi siswa dan guru. Kalau memungkinkan, saat ada rapat orang tua juga bisa dibuatkan sesi hipnoterapi, karena pengasuhan anak lebih banyak dilakukan di rumah. Dengan begitu, orang tua tidak serta merta menyalahkan pihak sekolah atau guru,” ungkap Anak Agung Gede Wiratama.
Tantangan Dunia Pendidikan
Kepala Disdikpora menilai, dunia pendidikan saat ini sedang “tidak baik-baik saja”. Fungsi guru yang seharusnya mendidik kini lebih banyak terbatas pada peran mengajar. Kekhawatiran terhadap pengawasan dan pelaporan membuat banyak guru berhati-hati, bahkan ragu untuk menegakkan disiplin.
Padahal, menurutnya, pendidikan karakter siswa membutuhkan keseimbangan antara peran guru dan orang tua. “Guru hanya bertanggung jawab 7 jam selama siswa berada di sekolah. Selebihnya, pendidikan karakter sepenuhnya ada di tangan orang tua. Karena itu, sinergi guru dan orang tua sangat diperlukan,” tegasnya.
Ruang Kolaborasi
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Disdikpora membuka ruang kolaborasi dengan PKHI, antara lain melalui kerja sama dengan Guru BK, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar), serta program pendidikan karakter lainnya. PKHI juga akan diundang dalam pertemuan kepala sekolah se-Kota Denpasar untuk membahas strategi bersama mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang sehat secara mental dan emosional.
Ketua PKHI Kota Denpasar, I Dewa Ayu Raka Sunari, menyambut baik arahan tersebut. Ia menyatakan kesiapan PKHI untuk menurunkan timnya kapan saja dibutuhkan. “Kami sangat antusias mempersiapkan tenaga dan program agar dapat bersinergi dengan Disdikpora sesuai arahan Bapak Kadis,” ujarnya.
Audiensi ini menjadi langkah awal konkret bagi PKHI Kota Denpasar untuk terlibat dalam upaya pembentukan karakter siswa serta pendampingan kesehatan mental guru, sekaligus menegaskan peran hipnosis modern sebagai salah satu metode pendukung dalam dunia pendidikan. (kanalbali/RLS/RFH)