Lokasi Karantina Ditolak Warga, Satgas Minta Bupati Turun Tangan

Sejumlah warga di Candidasa, Karangasem melakukan penolakan penggunaan hotel di kawasan wisata itu sebagai lokasi karantina pekerja migran - IST

Pemerintah Provinsi Bali menyayangkan terjadi penolakan oleh sejumlah warga di Desa Sengkidu, Karangasem Bali, terhadap 21 pekerja migran Indonesia saat akan dikarantina. Meski begitu, Pemprov Bali menganggap, masyarakat hanya kurang paham mengenai prosedur penularan COVID-19.

“Ini problem kita bersama, saya tetap dalam posisi tidak menyalahkan masarakat, karena asumsi saya adalah masyarakat takut, waspada dan kurang paham tentang cara penularan virus corona,” kata Sekda Bali, Dewa Made Indra, Kamis (16/4).

Menurut Indra, penolakan yang dilakukan oleh masyarakat sejatinya bisa dicegah sedini mungkin andaikata pemerintah Kabupaten/Kota bisa melakukan pendekatan dengan baik. Termasuk juga menjelaskan mengenai apa itu karantina, siapa yang dikarantina, dan bagaimana penularan penyakitnya.

“Saya punya optimisme bupati dan walikota bisa menjelaskan kepada kelompok-kelompk masyarakat itu dengan baik, dengan clear, dengan jernih, maka saya punya optimisme, mereka pasti menerima,” jelas Indra.

Ia bahkan secara tegas menyampaikan, seluruh pimpinan daerah Kabupaten/Kota harus berdiri tegak berada di garda terdepan dalam upaya pencegahan COVID-19. Ia juga meminta, seluruh pimpinan kepala daerah di Bali tak larut dengan apa yang menjadi pemikiran masyarakat.

“Saya ambil contoh di Kabupaten Klungkung, disana ada penolakan masyarakat, karena satu hotel digunakan tempat istrihat medis yang menangani corona. Pak bupati, Pak Dandim turun langsung untuk menjelaskan kepada masyarakat, dan ternyata masyarakat memahami dan diterima,” terangnya.

Selain itu, Indra juga menuturkan bahwa seluruh pekerja migra Indonesia asal Bali yang dilepas ke Pemerintah Kabupaten/Kota sebelumnya sudah melalui proses rapid test. Sehingga, seharusnya, seluruh masyarakat Bali tak perlu resan terkati proses karantina yang akan dilakukan di kabupaten/kota.

“Jadi yang positif ini kami pastikan tidak kami lepas ke masyarakat, sudah ditangani oleh provinsi. Kalau saja virus itu bisa menyebar lewat angin dan lewat udara, maka yang terkena pertama itu bukan masyarakat, yang terkena pertama itu adalah petugas petugas kami,” jelas Indra.

“Namun, sekali lagi Ini adalah perjuangan panjang yang cukup menantan, ini meruakan tantangan bagi pemerintah, untuk bekerja dan melakukan komonikasi dengan baik kepada masyarkat,” tuturnya. (Kanalbali/ACH)

Apa Komentar Anda?