Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Berapi di Jepang dan Bali Dibeber di Fakultas Pariwisata Unud

DENPASAR, kanalbali.id – International Guest Lecture sukses dilaksanakan oleh Fakultas Pariwisata Udayana hari Senin, 20 November 2023. International Guest Lecture tahun ini mengambil tema “Disaster Mitigation of Volcanic Eruptions and Volcano Tourism: Learning from Mount Fuji and Mount Agung”.

Bertempat di Gedung Pasca Sarjana Universitas Udayana, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Akademik dan Perencanaan Fakultas Pariwisata Dr. I Nyoman Sukma Arida.

Dalam paparannya Sukma menyampaikan bahwa kerja sama antara Unud, UGM dengan MFRI Yamanshi Jepang sudah memasuki tahun kedua.

“Selama bekerja sama kami belajar banyak terkait bagaimana mitigasi pada bidang pariwisata harus dilakukan. Kita memiliki pengalaman yang amat kaya pada saat erupsi Gunung Agung tahun 2017,” katanya.

BACA JUGA: Anak Muda dan Tokoh Agama Diharap Terlibat dalam Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Bali

“Kita juga bisa membandingkan bagaimana edukasi terkait pengurangan resiko bencana di antara kedua negara; di mana Jepang sangat well educated dalam mempersiapkan warganya dalam mengantisipasi bencana erupsi, meskipun kejadian erupasi terakhir Mount Fuji sudah berlangsung 300 tahun yang lalu,” katanya.

Sebaliknya Indonesia sangat kaya pengalaman menghadapi bencana erupsi, namun masih sangat lemah dalam mengedukasi warga dalam memitigasi dampak bencana. Jadi ada kebutuhan untuk saling belajar di antara kedua negara.

 Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. dari Jurusan Geofisika, FMIPA,Universitas Gadjah Mada saat menyampaikan paparannya - IST
Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. dari Jurusan Geofisika, FMIPA,Universitas Gadjah Mada saat menyampaikan paparannya – IST

Kuliah tamu menghadirkan dua orang ahli sebagai narasumber yaitu Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. dari Jurusan Geofisika, FMIPA,Universitas Gadjah Mada dan Dr. Mitsuhiro Yoshimoto dari Mount Fuji Research Institute.

Pemaparan materi difokuskan pada perencanaan upaya mitigasi pra bencana di kawasan Gunung Fuji di Yamanashi – Jepang juga Gunung Agung di Karangasem-Bali.

Upaya yang telah dilakukan adalah berupa proyek penelitian untuk mengedukasikan murid-murid SD di kawasan Gunung Agung serta edukasi yang dikaitkan dengan pariwisata sebagai potensi dari gunung berapi.

Dr Yoshimoto menyampaikan pengalaman warga sekitar Gunung Fuji dalam mengelola wisata pendakian gunung sebagai salah satu sarana dalam mengedukasi pengunjung terkait potensi bencana erupsi. Jumlah pendaki gunung Fuji pada saat musim panas mencapai 5000 orng per hari.

“Namun semuanya bisa dikelola dengan baik sehingga eksploitasi terhadap alam gunung Fuji dapat diminimalisir,” katanya.

Pendaki dilarang membangun tenda mereka sendiri karena pihak pengelola pendakian sudah menyediakan camp-camp semi permanen di beberapa titik stasiun pendakian gunung.

Pendaki juga dilarang menyalakan api unggun.

Sementara itu, keseriusan pemerintah Jepang dalam mengantisipasi dampak letusan Gunung Fuji terlihat dari pembangunan beberapa Sabo dam pada beberapa titik yang dipandang rawan menjadi jalur aliran lahar panas dan dingin bila mana gunung tersebut erupsi.

Anggaran negara pun disediakan dengan sangat memadai untuk membangun berbagai fasilitas dalam mengantisipasi dampak bencana tersebut.

Melalui keterlibatan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana sebagai institusi pendidikan lokal, diharapkan kerja sama yang direncanakan akan dilaksanakan hingga tahun 2025 ini dapat lebih memberikan dampak yang besar, khususnya kepada wisatawan yang berkunjung ke gunung Agung agar mendapatkan edukasi mitigasi pra bencana.

Dengan slogan “We learn, We Survive”, diharapkan dapat mengkombinasikan edukasi vulkanologi dan pariwisata di saat bersamaan. (kanalbali/RLS)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.