
DENPASAR, kanalbali.id – Pemerintah terus berupaya mencetak sumber daya manusia (SDM) yang sehat, kuat, dan cerdas sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045. Salah satu program unggulan yang kini dijalankan adalah penyediaan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak Indonesia.
Hal ini disampaikan Anggota DPR RI Komisi IX, Tutik Kusuma Wardhani, Kamis (27/3/2025) malam saat bertemu wartawan di Bali.
Menurutnya, saat ini, baru ada empat dari 58 dapur yang beroperasi, dan pemerintah masih membuka peluang kemitraan dengan masyarakat. Tutik menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen membayar semua mitra yang terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini.
“Pembayaran kepada penyedia makanan dilakukan setiap dua minggu sekali, sehingga tidak perlu khawatir. Program ini bukan hanya untuk kepentingan sosial, tetapi juga memiliki manfaat ekonomi bagi petani dan penyedia jasa makanan,” jelasnya.
BACA JUGA: HUT ke-421 Kota Singaraja jadi Momen Peluncuran Program 100 Hari Kerja
Dengan program makan bergizi gratis ini, diharapkan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan cerdas, sekaligus mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Program ini bertujuan memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi. Pemerintah telah menetapkan aturan bahwa bahan makanan yang digunakan dalam program ini harus dibeli langsung dari petani dan nelayan tanpa perantara. Selain itu, pembayaran kepada mereka harus dilakukan tepat waktu,” ujarnya di Denpasar.
Untuk menjamin kualitas dan efektivitas program, setiap dapur yang terlibat akan memiliki tiga staf utama, yaitu satu orang Kepala Dapur yang bertugas mengawasi manajemen dan proses penyediaan makanan.
Satu orang Accounting,yang bertugas mengelola pembayaran kepada petani dan pemasok bahan makanan dan satu orng lagi sebagai Ahli Gizi,yang tugasnya emastikan kandungan gizi setiap hidangan sesuai standar kesehatan.
“Dengan sistem ini, anak-anak yang berangkat sekolah tidak lagi mengalami kelaparan. Program ini telah diterapkan di berbagai negara maju dan terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas SDM,” tuturnya.
Selain memberikan makanan bergizi, program ini juga membuka peluang kerja bagi sarjana melalui inisiatif Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Para lulusan berbagai bidang akan dilatih secara semi-militer untuk mendukung program ini, termasuk dalam aspek kedisiplinan dan manajemen distribusi makanan sehat.
“Bagi sarjana yang belum memiliki pekerjaan, ini kesempatan emas untuk terlibat dalam pembangunan Indonesia. Sebelum diterjunkan ke lapangan, mereka akan mendapatkan pelatihan yang ketat agar dapat menjalankan tugas dengan baik,” kata Tutik. ( kanalbali/ RFH )
Be the first to comment