Pemkot Denpasar Memiliki 10 Tim Terpadu Penanganan COVID-19 

Tim Terpadu Penanganan COVID-19 Kota Denpasar/IST

DENPASAR- Pemerintah Kota Denpasar memiliki 10 tim terpadu untuk menangani pandemi COVID-19 yang terdiri dari Operasional Perangkat Daerah (OPD) hingga Kepala Lingkungan (Kaling), dan Kepala Dusun (Kadus).

“Tim terpadu ini berfokus pada bidangnya masing-masing mulai dari melakukan pemantauan protokol kesehatan (Prokes) hingga penanganan jenazah,”  kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Denpasar I Dewa Gede Rai, Rabu, (26/8/2021).

Menurutnya, tim terpadu ini juga termasuk dalam tim vaksinasi COVID-19. Adapun tujuan tim vaksinasi ini untuk menangani masalah vaksinasi dan percepatan cakupan vaksinasi.

“Kami terus mengejar cakupan vaksin agar semua sasaran bisa terjangkau,” tambahnya.

Dengan tim ini, imbuhnya, vaksinasi di Denpasar sudah menyasar lebih dari 100 persen untuk dosis yang pertama. Khusus untuk vaksinasi remaja usia 12 – 17 tahun dosis pertama sudah menyasar 72 ribu orang atau 105 persen. Sedangkan untuk dosis kedua sudah menyasar 51 ribu orang atau 76 persen.

“Mudah-mudahan akhir Agustus ini sudah bisa 100 persen untuk vaksinasi remaja ini sehingga kami bisa melakukan persiapan tatap muka,” tutur Dewa Rai.

Kemudian, tim terpadu ini juga bertugas membentuk Isoter karena sesuai dengan arahan pemerintah pusat, semua OTG GR wajib diisolasi terpusat.

“Jumlah isoter di Denpasar cukup tinggi dan kami sudah siapkan 8 tempat Isoter, dimana 6 orang disediakan oleh pemerintah provinsi dan 2 dari Pemkot,” katanya.

Adapun jumlah tempat tidur yang tersedia untuk Isoter ini sebanyak 1.436 kamar. “Mudah-mudahan dengan Isoter ini bisa menurunkan kasus Covid-19,” katanya.

Selanjutnya tim melakukan pemantauan rumah sakit dan bed occupation rate (BOR). “Setiap dimana rumah sakit ada kamar kosong akan kami pantau, jangan sampai ada masyarakat yang tidak mendapat pelayanan perawatan  rumah sakit,” katanya.

Selanjutnya, tim ini ada yang khusus melakukan  tracing karena saat ini positive rate untuk Denpasar masih tinggi yakni di atas dua persen.

“Kami masih terkendala positive rate yang masih tinggi. Kalau kami bisa kejar, dan masyarakat mau kooperatif kami yakin bisa menurunkan level dari level 4 menjadi level 3,” katanya.

Ia menuturkan, pelaksanaan tracing ini melibatkan Kaling dan Kadus untuk melakukan penanganan di wilayahnya masing-masing.

Kemudian, pihaknya juga membentuk tim sosial, tim ini akan membantu pelaksanaan penyaluran sembako dan makanan untuk mereka yang menjalani Isoter.

Tim selanjutnya, tim IT untuk melakukan pendataan atau digitalisasi data. “Bagaimana kami bisa terus menginformasikan ke masyarakat terkait dengan perkembangan Covid-19 di Kota Denpasar melalui tim IT ini,” katanya.

Tim ketujuh yakni tim yustisi yang bertugas untuk memantau penerapan protokol kesehatan di masyarakat. “Tim yustisi ini menggelar sidak prokes di beberapa tempat yang memiliki tingkat penularan Covid-19 yang tinggi,” katanya.

Selain itu, Denpasar juga memiliki tim penanganan jenazah. Dimana tim ini akan bertugas melakukan pemulasaraan jenazah, mengantarkan jenazah bahkan hingga melakukan penguburan jika ada permintaan dari pihak keluarga.

“Mereka menggunakan APD lengkap. Tidak hanya mengantar jenazah saja, tapi bahkan  juga menguburkan jenazah,” katanya.

Selanjutnya ada tim penyemprotan disinfektan ataupun eco enzyme yang dilakukan secara berkala. Terakhir pihaknya memiliki tim swaber yang melibatkan tenaga kesehatan, TNI/Polri, termasuk mahasiswa kedokteran. (Kanalbali/Luh Putu Sugiari)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.