BANGLI, kanalbali.id – Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menggelar kegiatan Jambore Pemuda Adat Kawasan Gunung Batur 2025 di Wantilan Tunon Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli.
“Mari manfaatkan momentum ini bagi penguatan pemuda adat sebagai penjaga warisan budaya dan lingkungan,” kata Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesa dalam sambutan yang diberikan secara virtual, Jumat (21/11/2025).
Menurutnya, pemuda adat berada di garda terdepan dalam menjaga nilai nilai budaya ..serta menjaga ketahanan bangsa.
“Kita menyadari tantangan pelestarian Kebudayaan tidak mudah. Dalam konteks Bali ancamannya adalah perubahan gaya hidup semakin masif oleh arus pariwisata serta gempuran teknologi,” jelasnya.
Jambore Pemuda Adat yang berlangsung 21 hingga 24 November diikuti 500 peserta dari 22 desa adat di sekitar Kawasan Gunung Batur. Kegiatan juga akan diikuti pemangku adat, Majelis Desa Adat, komunitas budaya, lembaga adat, dan unsur pemerintah daerah.
Acara ini rencananya akan ditutup oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Berbagai kegiatan berlangsung diantaranya peserta akan terlibat langsung dalam berbagai program penguatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan budaya, seperti Ritual adat, sebagai ruang sakral pendidikan nilai dan simbol keberlanjutan budaya antar generasi.
Kemudian ada diskusi dan workshop produk budaya, Ruang inovasi dan kolaborasi budaya, pertunjukan seni dan pamer karya, sebagai panggung kreativitas pemuda adat dan sanggar budaya dari berbagai desa di Kawasan Gunung Batur.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, S.Sn, M.Sn menyebut, kegiatan Jambore Pemuda Adat merupakan jembatan pemuda pewaris adat..
Karena itu melalui jambore ini, generasi muda adat didorong untuk mengkonsolidasikan gagasan, memperkuat solidaritas, serta membangun kapasitas kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai leluhur.
Terkait dengan acara itu, tokoh pemuda adat kawasan KIntamani, Ketut Eriadi Ariana menyebut, pewarisan kebudayaan sudah menjadi perhatian mereka sejak lama.
“Desa-desa di kawasan Batur memiliki keberagaman tradisi yang unik sebagai kekayaan budaya namun berada dalam satu ikatan yang sama,” katanya yang kini menjabat sebagai Jero Penyarikan atau Sekretaris Desa Adat Batur itu. (kanalbali/RFH)


