Tarian Anak-anak Disabilitas Bikin Haru Biru Panggung PKB 2025

Penampilan anak-anak disabilitas di PKB 2025 - IST
Penampilan anak-anak disabilitas di PKB 2025 - IST

DENPASAR. kanalbali.id  –  Pergelaran Kreativitas Anak-anak disabilitas dari Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Bali dalam rangka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 memikat pengunjung dan menciptakan suasana yang haru biru namun penuh semangat. 

Panggung dibuka oleh SLB Negeri 1 Gianyar yang membawakan Tari Puspa Wresti karya maestro tari Bali, Prof. Dr. I Wayan Dibia dan I Nyoman Winda.

Delapan penari—laki-laki dan perempuan—bergerak dengan penuh dedikasi, dipandu isyarat oleh guru tari mereka dari depan panggung.

Selanjutnya, anak-anak disabilitas  SLB Negeri 1 Bangli menampilkan Tari Topeng Bujuh yang juga dipandu langsung guru mereka.

Tak kalah menarik, SLB Negeri 1 Klungkung menyuguhkan tari penyambutan “Sundara”, dengan tiga penari gadis yang tampil tanpa pemandu karena guru mereka berhalangan hadir. Meski begitu, mereka tampil percaya diri. “Kami terbiasa latihan tanpa pemandu, jadi tadi kami bisa tampil maksimal,” kata Kadek Ayu Martini, salah satu penari.

SLB Negeri 1 Denpasar unjuk kebolehan dengan Tari Wirayuda yang enerjik, disusul SLB Negeri 1 Karangasem yang membawakan Tari Sekar Jagat. Tiga guru pendamping terlihat aktif memberikan kode di kiri, kanan, dan depan panggung demi menjaga kekompakan.

Penampilan anak-anak disabilitas di PKB 2025 - IST
Penampilan anak-anak disabilitas di PKB 2025 – IST

Kreasi baru juga tampil dari SLB Negeri 1 Jembrana lewat Tari Wariga, menyisipkan pesan ekologis lewat simbol kain poleng di akhir tarian. SLB Negeri 1 Badung menghadirkan Tari Merak Angelo, sedangkan SLB Negeri 1 Tabanan tampil ceria lewat Tari Lalita, menggambarkan kegembiraan anak-anak saat hujan turun.

Sementara itu, SLB Sushrusa tampil beda dengan dramatari “Sadhara Hita” yang melibatkan dalang sebagai pencerita dan penari yang dipandu secara intensif. Pertunjukan makin spektakuler saat SLB Negeri 3 Denpasar membawakan Kecak Ramayana yang melibatkan 25 peserta. Hanoman mencuri perhatian lewat gerakan akrobatik yang memukau penonton.

“Latihan kami mulai jauh hari agar anak-anak terbiasa dengan tempo dan alur cerita,” ungkap pelatih sekaligus dalang, Anak Agung Gede Mahardika, S.Sn., M.Sn.

Panggung ditutup oleh SLB Negeri 2 Denpasar yang menampilkan dramatari “Selat Bali”. Sebanyak 22 penari berkebutuhan khusus tampil begitu anggun dan kompak. “Mereka luar biasa, ekspresi dan teknik tari sangat bagus,” ujar Komang Sari, salah satu penonton yang terharu.

Penampilan anak-anak SLB ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah panggung pembuktian bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya dan mencintai budaya. Sebuah malam penuh inspirasi di jantung PKB ke-47.

(kanalbali/RLS/RFH)

Apa Komentar Anda?