
JAKARTA, Kanalbali.id – Trio pop asal Jakarta, TRIPOV, kembali menyuarakan keresahan generasi muda melalui single terbaru mereka “Twenties”.
Lagu ini menjadi penanda fase baru mereka menuju album kedua bertajuk Sugar Coating Inc. dan menjadi lanjutan dari karya mereka sebelumnya, “M.I.A.”
TRIPOV, yang digawangi oleh Jilie Kezia (vokalis), Evan Asher (gitaris), dan Yoga Bagaspati (basis sekaligus produser), memang dikenal dengan gaya bermusik yang jujur dan emosional. Lewat “Twenties”, mereka menyajikan potret usia dua puluhan yang tak jarang terasa membingungkan dan penuh tekanan — namun tetap dihadapi dengan keberanian dan kejujuran.
Lagu ini menjadi single kedua dalam perjalanan mereka menuju Sugar Coating Inc., dan menyuarakan apa yang banyak dirasakan generasi muda: keinginan untuk sukses, perasaan stagnan, hingga tekanan ekspektasi dari lingkungan sekitar.
“Twenties” hadir sebagai lagu pop satir yang terdengar catchy, namun menyimpan makna dalam di balik lirik-liriknya yang penuh kegelisahan.“Soalnya, emang gitu kan rasanya umur 20-an — berisik, bingung, tapi somehow jalan terus,” ungkap Yoga Bagaspati, yang juga memproduseri lagu ini.
Aransemen lagu ini memang dibuat “penuh, raw, dan tetap terkendali”, mencerminkan dinamika khas usia dua puluhan: emosional, kacau, namun tetap bergerak. Yoga menyebutkan bahwa lagu ini lahir dari keresahan personal mereka sendiri.
Generasi Overthinking
Evan Asher, sang gitaris, menambahkan bahwa lagu ini menggambarkan kondisi banyak orang muda yang punya keinginan besar, namun juga dikejar overthinking setiap malam. “Pengen terus maju, tapi nggak tahu pasti arahnya ke mana. Dan jujur, kami ngerasa banget ada di fase itu juga,” tuturnya.
Lirik-lirik seperti:
“I’m panicking in my twenties / Another year, same old party / A quarter-life brainless crisis / It’s crazy ’cause I’m in my twenties”
langsung menohok siapa saja yang pernah merasa limbung di usia 20-an. Perpaduan antara aransemen pop dan lirik yang emosional membuat lagu ini relatable — bisa dinyanyikan keras-keras di konser, atau didengarkan dalam keheningan malam.
Jilie Kezia, vokalis TRIPOV, menyebut lagu ini sebagai “pelukan hangat untuk semua kekacauan, ketidakpastian, dan kegelisahan yang datang di usia 20-an.” Menurutnya, tekanan untuk terlihat mapan di usia muda begitu nyata — punya pekerjaan bagus, hubungan stabil, dan arah hidup yang jelas — tapi kenyataannya, banyak orang masih merasa bingung.
“Lagu ini sangat dekat dengan realitas yang kami alami… Dan itu nggak apa-apa,” ucap Jilie.
“Twenties” bukan sekadar lagu, tapi sebuah refleksi generasi yang sedang tumbuh. Generasi yang sadar bahwa kesempurnaan adalah mitos, dan bahwa tidak apa-apa merasa gagal, lelah, atau bahkan tersesat. Pesan ini akan menjadi benang merah dalam **album baru mereka, Sugar Coating Inc.
Proyek Personal
Album yang dijadwalkan rilis dalam waktu dekat ini disebut sebagai proyek paling personal TRIPOV sejauh ini. Di dalamnya, mereka mengangkat sisi-sisi terdalam dari masing-masing personel — dari rasa lelah, nekat, galau, hingga tetap ingin mencoba lagi.
TRIPOV sendiri mulai dikenal publik sejak single “So Easy” (2022) mereka digunakan sebagai soundtrack film “Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang” karya Angga Dwimas Sasongko. Lagu itu memperkenalkan warna musik TRIPOV yang lembut dan penuh perasaan kepada penonton luas.
Setahun setelahnya, mereka merilis album debut bertajuk Honest Opinions (2023), yang memadukan berbagai genre — dari pop, R&B, lo-fi hingga folk. Album ini memperlihatkan keberanian mereka dalam mengeksplorasi suara dan tetap setia pada kejujuran dalam bercerita.
Setelah sempat rehat cukup panjang, TRIPOV kembali hadir dengan semangat baru di tahun 2025. Mereka memulai dengan single enerjik “M.I.A” dan kini melanjutkan dengan “Twenties” — sebuah karya yang bisa menjadi pengingat bahwa proses pencarian jati diri memang tak selalu manis, tapi bisa tetap indah dan bermakna.