
DENPASAR, kanalbali.id – Setiap tahun tepatnya antara Juni hingga Juli pasti digelar event Pesta Kesenian Bali, tapi selama 47 tahun digelar apakah kalian mengetahui tujuan dari dilaksanakan event bergengsi ini? Pesta Kesenian Bali (PKB) menjadi salah satu festival seni terbesar dan terlama di Indonesia. Digagas oleh Gubernur Bali keenam, Ida Bagus Mantra, PKB pertama kali diselenggarakan pada 1979.
Terinspirasi dari semangat pesta rakyat, acara ini lahir untuk memamerkan karya seni, aspirasi, dan apresiasi budaya masyarakat Bali. Sejak saat itu, PKB telah berjalan selama 45 tahun, menjadikannya simbol ketahanan seni tradisional di tengah perubahan zaman.
Uniknya, pembukaan PKB selalu melibatkan pejabat tinggi negara, seperti Menteri, Wakil Presiden, Presiden, hingga Ibu Negara. Namun, pada gelaran perdana, Ida Bagus Mantra, selaku Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali, secara langsung membuka acara ini, menandai sejarah penting pelestarian budaya Bali.
Makna Filosofis PKB: Harmoni Seni dan Kesejahteraan
Secara filosofis, PKB bukan sekadar ajang pamer seni, tetapi juga sarana menggali dan melestarikan budaya Bali. Ini mencakup filosofi, nilai-nilai luhur, konsep dasar, warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan seni sebagai cerminan peradaban. Melalui kreasi, inovasi, dan adaptasi, PKB berupaya menjaga kesenian Bali tetap hidup dan relevan di era modern, sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat.
Dengan semangat ini, PKB memotivasi masyarakat Bali untuk terus berkarya, menghidupkan tradisi, dan menyesuaikan diri dengan dinamika zaman yang terus berubah.
Tujuan PKB: Wadah Kreativitas dan Inovasi Seni Bali
Pesta Kesenian Bali hadir sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreativitas melalui seni tradisional, seperti musik gamelan, tarian khas Bali, dan berbagai bentuk kesenian lainnya. Lebih dari itu, PKB mendorong lahirnya karya seni baru yang mampu bertahan di tengah perkembangan zaman. Dengan demikian, warisan budaya Bali tetap abadi, sekaligus beradaptasi dengan tantangan modern.
Tema Pesta Kesenian Bali: Makna Mendalam Setiap Tahun
Setiap edisi PKB mengusung tema unik yang sarat makna. Pada 2025, misalnya, tema “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya” diangkat, yang berarti “Harmoni Semesta Raya”. Tema ini mencerminkan semangat kebersamaan dan keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya, sejalan dengan nilai-nilai luhur Bali.
Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pesta Kesenian Bali
Event ini digelar pada 21 Juni hingga 19 Juli, diawali dengan acara Pembukaan dan Pelepasan Peed Aya (Pawai) pukul 14.00 WITA di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Niti Mandala, Denpasar. Pawai ini menjadi simbol semangat masyarakat Bali dalam merayakan seni dan budaya.
Malam harinya, pukul 19.00 WITA, gelaran perdana bertajuk Rekasadana (Pergelaran) menampilkan Sendratari “Karang Kaang Kambang”. Karya kolaborasi Komunitas Seni Usadhi Langu dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini dipentaskan di Panggung Terbuka Ardha Candra, menjanjikan sajian seni yang memukau.
Venue PKB: Pusat Seni dan Budaya Bali
Tahun ini, PKB memanfaatkan empat lokasi strategis, yaitu:
-
Taman Budaya (Art Center) Provinsi Bali, pusat utama kegiatan seni.
-
Monumen Perjuangan Rakyat Bali, saksi sejarah perjuangan dan budaya.
-
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, wadah pendidikan seni.
-
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, pendukung pelestarian budaya.
Kegiatan Utama yang Ada di Pesta Kesenian Bali
-
Peed Aya (Pawai)
-
Wimbakara (Lomba)
-
Kriyaloka (Lokakarya)
-
Utsawa (Parade)
-
Widyatula (Sarasehan)
-
Kandarupa (Pameran)
-
Rekasadana (Pergelaran)
-
Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni)
-
Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia)
-
Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah)
Mengapa PKB Penting untuk Bali dan Dunia?
Pesta Kesenian Bali bukan hanya milik masyarakat Bali, tetapi juga daya tarik wisata budaya yang mendunia. Dengan durasi penyelenggaraan antara Juni dan Juli, bertepatan dengan libur sekolah, PKB menjadi momen ideal untuk menikmati kekayaan seni Bali, mulai dari tarian, musik, hingga drama tradisional. Acara ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata seni dan budaya. ***