 
HEWAN Sapi mempunyai kedudukan yang unik bagi masyarakat Bali. Bukan hanya menjadi sumber protein hewani, baik susu maupun dagingnya. Hewan ini juga berperan dalam kehidupan pariwisata Bali hingga secara spiritual.
 
“Tulang sapi diukir yang banyak dijual di pinggiran Tampaksiring dengan harga yang cukup tinggi, bisa digunakan sebagai hiasan bahkan sudah menembus pasar dunia,” kata dosen Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Dr. Ir. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, MP, Sabtu (19/10).
Tapi peran yang lebih nyata tentunya adalah dalam membantu manusia untuk membajak sawahnya terutama didaerah yang beterasering dan sulit untuk dijangkau oleh transportasi. “Nah pembajak sawah dari sapi ini tidak menimbulkan polusi,” sebutnya.
 
Budaya agraris itu kemudian terangkai dengan atraksi hiburan seperti di didaerah Buleleng yang terkenal dengan seni Sapi Gerubungan. Atraksi warisan leluhur ini berawal dari ungkapan kegembiraan para petani karena hasil garapannya yang melimpah. Kata Gerumbungan berarti sebuah genta besar, dan genta tersebut digantungkan pada leher-leher sapi.
Dalam peserta lomba ini, tidak semua jenis sapi bisa ikut, hanya sapi jantan saja, itupun dipilih dari sapi yang berbadan kekar, pemilihan sapi jantan oleh kelompok ternak dengan berbagai kriteria, mereka mempersiapkan pejantan-pejantan muda untuk disiapkan dalam pementasan Sapi Gerumbungan, sapi tersebut agar bisa pentas dengan gerak langkah yang seragam, ekor sapi melengkung dan kepala mendongak ke atas.
 
Sisi lain keunikan sapi di Bali adalah psosisinya secara spiritual . Yakni, sebagai penuntun roh manusia menuju sorga di acara atma wedana (Memukur-red) menggunakan sapi gading yang sudah di upacarai dan dihiasi dengan kain putih serta injakan kakinya menggunakan mas, perak dan tembaga.
Dalam ritual upacara dikenal adanya sarana persembahan saat acara Butha Yadnya dimana sapi menjadi persembahan yang tulus iklhas kepada para Butha disaat melakukan upacara mecaru. Yakni, agar para Butha tidak mengganggu kehidupan manusa, sehingga manusia bisa hidup tenang nyaman dan tentram di muka Bumi ini. Lalu , sapi juga dikenal sebaga Titimama (jembatan bagi roh manusia yang sudah meninggal menuju alam niskala yang lebih tinggi- )
Karena banyaknya fungsi dari sapi bagi kehidupan manusia Hindhu Bali maka ada beberapa orang yang tidak mengkonsumsi daging sapi. Hewan ini dianggap ibu yang memberi kehidupan melalui produksi susunya sebagai pengganti susu ibu, sehingga sebagian besar masyarakat Bali tidak tega mengkonsumsi daging sapi sbagai bentuk penghormatan kepada sapi. (kanalbali/RLS)



 
		 
		