
DUNIA digital sama seperti dunia nyata, ada norma-norma, tata krama yang meski tidak tertulis tapi harus kita terapkan, disamping ada Undang-Undang yang mengatur pengguna dunia maya untuk lebih bijak memakainya.
Lulu Jola Uktolseja, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Victory Sorong saat menjadi narasumber di Webinar Literasi Digital wilayah Pegunungan Bintang, Papua, Kamis 2 Desember 2021 mengatakan bahwa sepantasnya setiap pengguna ruang digital terutama di media sosial menerapkan etika di dalamnya.
“Semisal bagaimana kita menerapkan cara berkomunikasi di ruang digital dengan menggunakan bahasa yang pantas dan juga rasa,” ujar Lulu dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
Lebih lanjut Lulu mengatakan bahwa seperti juga dunia nyata, saat kita berbicara kita dituntut tidak boleh menghina orang yang kita ajak bicara ataupun memperlakukan orang dengan baik seperti kita ingin diperlakukan orang.
“Sopan santun dalam berinteraksi di ruang digital harus dijaga, juga penempatan bahasa harus jelas sesuai situasinya. Selain itu kita juga harus berusaha untuk berempati dengan lawan bicara kita dan tidak menyakiti orang lain,” imbuh Jola lagi.
Saat ini, Jola mengakui ada banyak penggunaan bahasa kekinian yang sudah biasa menjadi percakapan sehari-hari di dunia maya, seperti gabut atau mager. Tapi sebaiknya penempatan kata-kata itu juga harus sesuai konteks percakapan yang dilakukan ataupun kepada siapa kita terapkan. Selain itu kita juga wajib memakai ruang digital untuk hal-hal yang positif.
Soal kesopanan dan hal-hal positif yang harus kita lakukan di ruang digital ini juga diulas oleh Putri Masyita, Key Opinion Leader dalam webinar yang sama. Menurut Putri, banyak manfaat positif dunia internet untuk kita bisa beraktivitas dengan kreatif.
“Manfaat dunia internet begitu banyak, mulai dari sebagai sumber mendapatkan beragam informasi dan edukasi, sarana hiburan, kemudahan berbisnis dan sarana komunikasi jarak jauh. Dan semua ini menjadi sisi positif yang harus terus kita gali agar bisa memaksimalkan pemanfaatannya untuk diri kita maupun lingkungan kita,” ujar Putri.
Dikatakan Putri, ada beberapa cara agar kita bisa selalu positif, kreatif dan aman di internet. Diantaranya adalah selalu memposting konten yang menginspirasi semisal membuat konten-konten tutorial.
Selain itu upayakan untuk menghindari memposting hal-hal berbau SARA dan politik. Meskipun boleh-boleh saja mengungkapkan gagasan politik atau issue issue sensitive sebagai bahan diskusi di ruang digital untuk mengasah pemikiran. Tapi harus juga diingat bahwa dunia internet itu diisi oleh orang-orang dari latar belakang dan pemikiran yang tidak senada dengan kita. Sehingga sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama pengguna lainnya juga harus dikedepankan.
Juga penting adalah untuk selalu melakukan cek dan recek akan postingan atau unggahan yang kita buat ataupun kita share. Periksa kembali berita-berita yang mau kita repost dan hati-hati mem-post.
Selain ada etika berinteraksi digital, juga ada peraturan perundang-undangan yang apabila kita langgar akan berdampak hukum. “Yang paling aman adalah selalu mencari hal positif yang baru yang bisa menjadi bahan pembelajaran bagi orang lain juga untuk meningkatkan kualitas diri kita sendiri,” katanya.
Selain Putri dan Jola juga hadir pembicara lainnya yaitu Astried Kirana, Managing Director Astrindo Sentosa Kusuma, Tiara Maharani yang merupakan seorang penulis dan jurnalis.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment