Pilih Teman yang Tidak Julid di Medsos 

pixabay by natureaddict

MEDIA sosial seperti Facebook, WhatsApp dan Instagram itu adalah ruang publik yang paling dominan dalam kondisi kebutuhan komunikasi kita dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sri Rahma Dani saat menjadi Key Opinion Leader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat 12 November 2021, untuk manusia-manusia digital pokoknya media sosial itu telah menjadi aktivitas keseharian dari sebagian masyarakat dunia termasuk Indonesia dan termasuk kita sekarang.

“Internet menjadi salah satu bagian terpenting dari keseharian kita tapi kalau kita enggak hati-hati dalam berselancar di Internet kita akan dapat dampak yang buruk,” ujar Sri dalam webinar yang dipandu oleh Tony Thamrin ini.

Lebih lanjut, kata Sri yang harus diwaspadai adalah segala interaksi kita di media sosial. Meskipun memang harus diakui bahwa banyak juga konten positif dalam medsos.

“Seperti konten edukasi konvensional dan hobi bisnis dan produktivitas, tutorial,vlog, podcast, fotografi dan videografi kuliner, review buku film atau produk dan informasi berita dan opini. Orang-orang yang mungkin suka yang hobinya nyanyi atau suka mix and match OOTD pakaian sehari-hari teman-teman bisa share ke sosial media teman-teman miliki,” imbuhnya.

Sekarang istilah mulutmu harimaumu beralih menjadi jarimu harimaumu. Untuk itu kita harus berhati-hati dengan aktivitas jari kita di ruang digital dengan juga semakin banyaknya konten negatif di media sosial.

“Ada hoax, hate speech,,bullying, pornografi atau perdagangan orang, terorisme dan radikalisme, narkotika, penyimpangan kekerasan judi dan memamerkan kemewahan.Sekarang banyak orang yang ingin jadi penebar atau penyebar pertama berita tetapi belum tentu berita tersebut benar jadi banyak yang tidak ngecek dulu kebenarannya,” jelasnya.

Kecanduan Internet Sama Dengan Kecanduan Obat Bius

Karenanya penting untuk mengecek kebenaran berita itu sebelum kita share ke orang lain. Juga kita harus menjalin etika pertemanan di media sosial. Jangan sampai kita terlepas kontrol dan tidak bisa menahan jari-jari kita maka yang kena batunya nanti kita sendiri.

Sebaiknya pilih teman atau lingkungan yang positif dan jauhi yang negatif. Misal kita punya teman yang suka tentang hal-hal yang positif kita otomatis juga ikut ikut seperti itu.

Tapi kalau sebaliknya orang-orang di sekitar kita lingkungan sosial media kita itu orang-orang yang suka julid atau suka komentar yang tidak bagus otomatis kita juga secara tidak sadar akan ikut-ikutan.

Selain Sri Rahma juga hadir pembicara lainnya yaitu Nurul Amalia, Pramugari Saudi Airlines Digital Content Creator dan Forex Trader, Fajar Sidik, Zinester dan Podcaster dan Benediktus Kia Assan, Penulis Lepas dan Penggiat Pangan Lokal.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.