Kenali Jenis Data Digital dan Cara Melindunginya

pixabay by mohamed_hassan

KEJAHATAN  siber atau kejahatan di dunia maya terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dar Internet Word Stats, ada 3.500 kejahatan siber yang terjadi.

Salah satu yang paling banyak terjadi ialah terkait pencurian data pribadi. Banyak orang seringkali tidak sadar bahwa data mereka terkespos atau bahkan dicuri oleh orang tidak bertanggung jawab di internet.

“Penting untuk tahu beda data konvensional dan data digital. Kalau data konvensional itu data yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dan digunakan sebagai identitas diri, seperti nama lengkap, NIK, KTP dan KK, sampai rekam medis,” kata Grace M Moulina, Head of Marketing Communication Financial Company, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa, (21/9/2021).

Sedangkan, lanjut Grace, yang dimasksud dengan identitas digital merupakan instrumen yang digunakna untuk membuktikkan eksistensi seorang di dunia digital. Beberapa contohnya ialah alamat email, user name, nomor handphone, dan akun media sosial.

“Seringkali bocornya data atau identitas pribadi kita kaena kita mengakses jaringan atau layanan internet publi. Seperti misalnya menggunakan layanan wifi gratis di ruang publik atua di coffee shop, tanpa kita sadar data kita dicuri,” kata Grace,

Selain itu, kemungkinan kebcoran data lainnya ialah karena seorang tanpa sadar mengeksploitasi datanya di medai sosial. Beberapa orang kerap mengunggah data pribadi di platform media sosial, baik secara ataupun tidak.

“Atau bisa juga karena hilang atau rusaknya perangkat. Sehingga data yang tersimpan di perangkat tertinggal dan digunakan oleh orang orang tidak bertanggung jawab,” kata Grace.

pixabay by ChristophMeinersmann

Kemudian bisa juga terjadi karena adanya serangan siber. Situasi ini bia terjadi karena lemahnya sistem proteksi dan tidak adanya enskripsi data di sebuah gadget. Sehingga data menjadi mudah bocor dan dibobol orang.

“Nah tipsnya tentu yang pertama ialah dengan menggunakan internet secara bijak, dan jangan mudah terpancing,” kata Grace.

Selanjutnya, hindari memberikan data sensitif di internet melalui tautan yang tidak aman. Grace juga menyarankan untuk menggunakan VPN yang terenskripsi saat mengakses jaringan publik.

“Ganti password akun-akun yang terkoneksi ke jaringan internet secara berkala. Kunci perangkat elektronik anda dengan password yang kuat, dan jangan pernah mencatat, serta meletakkannya sembarangan,” kata dia.

Lalu, Grace juga mengatakan untuk jangan mencantumkan identitas pribadi di laman media sosial Anda. Gunakan alamat email yang berbeda untuk akun media sosial dan akun finansial.

Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya yakni CEO Waji Travel Odi Waji, Dosen Universitas Darussalam Indra Wahyudi, dan Key Opinion Leader, Adelita.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.