Akademisi Papua Soroti Kemampuan Literasi Digital Orang Indonesia yang Sangat Rendah

pixabay by mohamed_hassan

INDONESIA merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia. Sayangnya, tingginya pengguna internet di Indonesia, tidak diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik.

Hal tersebut dikatakan oleh Melda Agnes Manuhutu, S.Kom.,M.Cs, Dosen Universitas Victory Sorong Papua.

Dalam paparannya, Melda Manuhutu mengatakan bagaimana teknologi internet memiliki ragam manfaat untuk membantu kehidupan sehari-hari. Sayangnya, belum semua orang mampu memanfaatkan teknologi internet dengan baik.

“Ada banyak aplikasi membantu proses transaksi. Lalu lapa masalahnya dengan berteknologi? Kita merupakan 10 negara dengan tingkat literasi terendah,” kata Melda saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Mappi, Papua, Senin (22/11/2021).

“Ketika Indonesia adalah penggunaan internet terbesar keempat di dunia namun literasi masih terbawah, ini menjadi masalah kita,” tambahnya lagi.

Rendahnya Etika dalam Berdigital

Melda Manuhutu menyoroti kebiasaan orang Indonesia yang mudah terpancing dan kerap menyebarkan berita hoaks atau berita bohong.

Hoaks sendiri meruoakan berita bohong atau informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.

“Kita banyak membaca berita secara singkat lalu menyebar tanpa seleksi dan filter. Itu menujukan kita punya tingkat literasi yang rendah. Makanya marak hoaks,” paparnya.

Padahal hoaks dapat memiliki dampak luar biasa dalam tatanan bermasyarakat mulai dari menimbulkan perpecahan, membuat masyarakat sulit percaya fakta, serta merugikan masyarakat.

BACA JUGA:

Menjadi Pengguna Digital yang Pintar dan Beretika

Beberapa ciri-ciri hoaks di antaranya:

  1. Judul bombastis, foto atau video provokatif dan sensasional
  2. Isi dan judul tidak berkaitan
  3. Mengambil tema yang sedang panas dan kontroversial
  4. Menyasar sara dan fanatisme
  5. Disertai suruhan atau himbauan untuk menyebarkan berita tersebut dengan iming-iming pahala, uang, pulsa dan lain-lain.
  6. Sumber berita tidak kredibel

Selain Melda Agnes Manuhutu, S.Kom.,M.Cs, Dosen Universitas Victory Sorong hadir pula dalam dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Mappi, Papua, Senin (22/11/2021) yaitu Nata Gein, Designer, Sofia Sari Dewi, Penggiat Social Media & Socialpreneur dan  Yulia Dian, Sosial Media Specialist, Content Creator.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (KANALBALI/RLS)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.