
PANDEMI COVID-19 tidak hanya meluluhlantakkan kondisi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, namun juga perekonomian ikut terpuruk. Salah satu yang ikut merasakan dampak dari kondisi ini adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah pelosok sangat terpukul dengan kondisi sulit seperti saat ini.
UMKM di Indonesia sendiri terdiri dari tiga kluster. Pertama adalah produsen, usaha dagang, dan jasa. Usaha dagang mencakup pedangang kaki lima, kafe, warung, toko dan sebagainya. Sementara itu di sektor jasa ada transportasi online, kontraktor, bengkel, logistik, salon, klinik, event organizer, desain dan percetakan.
Kondisi pandemi membuat masyarakat yang tadinya berbelanja secara langsung ke toko membuat mereka menghentikan kegiatan tersebut. Pasalnya pemerintah melarang segala bentuk kegiatan tatap muka karena potensi penularan virus semakin besar. Untuk itu saat ini marketplace tengah digandrungi karena memudahkan masyarakat dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Ini menjadi salah satu alasan UMKM mengalami penurunan daya beli di masyarakat.
Inilah yang menjadi pembicaraan Abdul Haris Muhidin selaku Founder Syukuru Dofu pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Tidore, Maluku Utara pada Jumat (18/6/2021). Menuurtnya, saat ini banyak problem yang terjadi di UMKM salah satunya karena kurangnya kesadaran terkait digitalisasi. “Terutama di wilayah Tidore ini ya. Tantangannya adalah adaptasi di era digitalisasi. Saya percaya bahwa seseorang bisa berkembang dan menjadi sukses karena mereka mau beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata dia memaparkan.
Dia meyakinkan bahwa digitalisasi akan membuat sektor UMKM di Tidore akan naik kelas. Produk yang dijual akan dikenal secara nasional atau bahkan internasional. Selain itu bisa mewujudkan Indonesia yang cakap digital. Muhidin menambahkan, agar para pelaku UMKM di Tidore bisa bersaing dan tumbuh di kondisi pandemi seperti saat ini mereka harus segera mulai go online. “Kembali lagi ke masyarakat Tidore sendiri mereka harus segera sadar teknologi. Sebelum melangkah ke kebijakan pemerintah, kesadaran individu masing-masing harus ditegakkan,” ujarnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Tidore, Maluku Utara, Jumat (18/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Grace M Moulina (Head of Marketing Communications Finance Company), Mora Nasution (Digital Banking Expert), Riri Aisyah Do Taher (Anggota DPRD Kota Tidore Kepulauan, Wakil Ketua Komisi 2) dan Ichal Muhammad selaku Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)